Berita Badung
5 Ribu Titik Jaringan PDAM Badung Bocor, Terbanyak Ditemukan di Badung Utara
Kebocoran jaringan pipa Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung tergolong masing tinggi.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
5 Ribu Titik Jaringan PDAM Badung Bocor, Terbanyak Ditemukan di Badung Utara
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Kebocoran jaringan pipa Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung tergolong masing tinggi.
Berdasarkan data dari Juni hingga September 2024, tercatat sebanyak 5.022 titik kebocoran terjadi.
Direktur Utama Perumda Tirta Mangutama Badung Wayan Suyasa mengaku dari jumlah tersebut, kebocoran terbanyak ditemukan di wilayah Badung Utara sebanyak 3.485 titik, sementara di Badung Selatan mencapai 1.537 titik.
Baca juga: UMK Badung 2025 Akan Dibahas 12 Desember, Disprinaker Akui Sudah Koordinasi Dengan Provinsi
Namun dirinya berdalih kerusakan tersebut dominan dipicu oleh proyek-proyek yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung.
Hal itu juga disampaikan saat rapat kerja dengan Komisi III DPRD Badung.
"2024 pekerjaan kita dari dampak proyek PUPR itu sangat banyak, biasanya kebocoran kami per bulan itu tidak sampai 300 titik, jadi sekarang per bulan bisa mencapai 3 ribu titik."
Baca juga: Kinerja Perumda Tirta Mangutama Badung Dipertanyakan Komisi III DPRD Setempat, Simak Alasannya
"Ini yang menyebabkan penambahan pembiayaan," jelasnya.
Menurutnya, salah satu penyebab utama kebocoran adalah posisi pipa yang berada di jalur pemasangan box culvert dan penggeseran pipa akibat pelebaran drainase.
Kondisi pipa yang sudah rentan serta ekskavasi yang tidak hati-hati menyebabkan pipa mengalami pembengkakan, patah, atau kebocoran.
Baca juga: Kinerja Perumda Tirta Mangutama Badung Dipertanyakan Komisi III DPRD Setempat, Simak Alasannya
"Selain itu, penggunaan alat berat dalam pengerjaan proyek drainase juga menjadi faktor yang memperparah kerusakan pipa, terutama pada pipa dengan material yang kurang tahan terhadap guncangan," katanya.
Disebutkan untuk tahun 2025 potensi kebocoran masih akan terjadi seperti sekarang ini, karena pihaknya mendapatkan informasi pembangunan penataan jalan dan trotoar masih tetap dilakukan.
Baca juga: ‘Warung Rakyat’ Tidak Menentukan Harga, Makan dan Bayar Semampunya di Badung Bali
Sehingga jelas akan terjadi gangguan pelayanan dan pembengkakan pembiayaan untuk mengatasi kebocoran.
Selain itu, beberapa pekerja proyek diklaim tidak melaporkan kebocoran yang mereka sebabkan, melainkan menutupnya secara sementara dengan bahan seperti karet atau plastik.
Hal ini, menurut Suyasa, menyulitkan tim PDAM dalam mendeteksi lokasi kebocoran.
Baca juga: Tingkat Partisipasi Pemilih di Badung Turun, Kini Hanya Capai 78,01 Persen
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.