Pohon Tumbang di Monkey Forest
Sekda Gianyar datangi TKP Monkey Forest Ubud, Pastikan Pemkab Ikut Bertanggung Jawab
Sekda Gianyar datangi TKP Monkey Forest Ubud, Pastikan Pemkab Ikut Bertanggung Jawab
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Objek Wisata Monkey Forest Ubud merupakan destinasi pariwisata yang dikelola oleh Desa Adat Padangtegal, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Meski dikelola secara mandiri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar tetap memberikan perhatian saat objek berpenghasilan miliaran rupiah per hari itu tertimpa masalah, yakni tewasnya dua turis karena pohon tumbang di areal objek.
Baca juga: 2 Warga Sumba Ditikam di Jalan Pulau Seram Denpasar, Perut Disayat Hingga Dua Luka Tusuk di Paha
Sebab bagaimana pun, Objek Wisata Monkey Forest Ubud ini menjadi salah satu paru-paru pariwisata Kabupaten Gianyar, yang menyebabkan Pemkab Gianyar menjadi salah satu kabupaten terkaya di Bali dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 2 triliun.
Karena itu, Sekda Gianyar, Dewa Alit Mudiarta pun mendatangi TKP tewasnya turis di Objek Wisata Monkey Forest Ubud, Rabu 11 Desember 2024 pagi.
Baca juga: SELAMAT JALAN Funny dan Kim, Berikut Data Lengkap 2 Korban Tewas di Monkey Forest Ubud Bali
Dia datang bersama pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), mulai dari Kepala Dinas Pariwisata Gianyar, Kepala BPBD Gianyar dan sebagainya. Dalam hal ini, Sekda mengatakan ikut bertanggung jawab terhadap musibah ini, dan memastikan kewajiban yang harus diterima para korban terpenuhi.
Pihaknya pun meminta pada pengelola Monkey Forest Ubud dan objek wisata lainnya di Kabupaten Gianyar yang menjadikan alam sebagai bagian dari objeknya, supaya melakukan pemangkasan pohon besar saat cuaca ekstrem, supaya tidak terjadi kejadian serupa lagi.
"Kami bersama Dinas Pariwisata sudah ambil langkah dalam cuaca ekstrim ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Ada pemangkasan pohon yang rawan. Kami antisipasi dengan BPBD.
Nah, untuk DTW di sini (Monkey Forest) sebenarnya diswakelola desa adat. Dilihat dari pengelolaan, sudah berjalan dengan baik. Namun ini bencana yang tidak bisa kita hindari. Yang terjadi kemarin, kami sudah koordinasi dengan keluarga korban. Pada prinsipnya, kami dari pemerintah Kabupaten Gianyar mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada korban. Penanganan korban, kami bertanggung jawab," ujar Dewa Alit.
"Mengenai wisata alam, dari Dinas Pariwisata dan BPBD sudah keluarkan imbauan untuk antisipasi. Karena cuaca tidak menentu. Pada prinsipnya dari kejadian ini, pengelola dari Desa Adat Padangtegal telah bertanggung jawab. Kami sudah koordinasi dengan keluarga para korban," ujarnya.
General Manajer Monkey Forest, Anak Agung Bagus Bhaskara mengatakan bahwa selama ini semua pohon yang ada di Monkey Forest dirawat dengan baik. Bahkan pohon beringin yang tumbang tersebut, sebelumnya dinyatakan sehat. Namun saat kejadian tiba-tiba angin berhembus sangat kencang yang membuat pohon beringin tumbang. "Perawatan terhadap pohon rutin kami lakukan, pemangkasan termasuk pemotongan besar. Kami juga memiliki alat dan petugas untuk hal itu. Terkait kejadian kemarin, para korban langsung dibawa ke rumah sakit pakai ambulans sini. Semua biaya korban ditanggung asuransi, kami kerjasama dengan Jasa Raharja plafon dari Rp 100 juta sampai Rp 1 miliar," ujarnya.
Dia menjelaskan, usai kejadian, pihaknya melakukan penutupan Monkey Forest Ubud untuk memberikan kenyamanan untuk keluarga korban. "Pada waktu kejadian, kami tutup dan fokus terhadap korban dan keluarga sehingga mereka dapat kenyamanan meskipun tertimpa musibah. Kami juga koordinasi dengan pemerintah untuk berbicara dengan konsulat. Itu fokus kami saat ini," ujarnya.
Saat Tribun Bali mendatangi Monkey Forest Ubud, Rabu siang, objek wisata ini masih ditutup. Sejumlah wisatawan yang hendak berkunjung pun disuruh 'putar-balik' oleh petugas setempat. Sebab saat ini pihak pengelola masih fokus dengan pembersihan TKP, baik secara sekala maupun niskala. "Besok akan digelar upacara mecaru," ujarnya.
Ditanya terkait kondisi korban saat ini, Agung Bhaskara mengatakan para korban hidup sudah mendapatkan perawatan terbaik di rumah sakit di Ubud. "Yang satu sudah operasi besar, sudah tahap pemulihan. Yang satu bengkak di kaki. Yang satu lagi luka kecil. Untuk korban yang meninggal menunggu pihak keluarga. Kabar dari pak Sekda, dua hari lagi keluarga dari Korea tiba. Kami ikut mengurus kedatangannya," ujarnya.
Agung Bhaskara mengatakan, sebenarnya sebelum kejadian terjadi, pihaknya telah memberikan imbauan pada pengunjung mengingat cuaca sangat ekstrem. Namun mereka menyebut ingin merasakan suasana hutan hujan tropis.
"Sejak awal, ketika ada tamu berkunjung kami tanyakan ke pengunjung ini cuaca lagi tidak baik, kami dalam pengawasan kondisi terbuka. Di awal imbauan kami berikan di loket tiket. Beberapa tamu kadang dia ingin rasakan hutan hujan tropis, suasana alami," ujarnya. (*)
Pembukaan Monkey Forest Belum Pasti, Kemenpar Sebut Closed Tepat, Usai Pohon Tumbang Tewaskan Wisman |
![]() |
---|
Tragedi Pohon Tumbang di Monkey Forest: Pengamat Pariwisata Sebut Perlu Ada Standar Pengamanan |
![]() |
---|
Tragedi Monkey Forest Ubud Bali, Standar Keamanan Wisatawan Penting Diperhatikan |
![]() |
---|
ABU Jenazah Kim Hyoeun Langsung Pulang, Jenazah WNA Korsel Korban Monkey Forest Ubud Dikremasi |
![]() |
---|
Tragedi Pohon Tumbang di Monkey Forest Ubud: Keluarga Korban Asal Korea Selatan Pilih Dikremasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.