Pohon Tumbang di Monkey Forest
JENAZAH Korban Tragedi Maut Monkey Forest! Kim Hyoeun Dikremasi, Malam Ini Dibawa Pulang ke Korsel
Abu jenazah Kim Hyoeun yang telah dimasukkan ke dalam sebuah wadah langsung diserahkan pihak krematorium kepada keluarga.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
“Untuk DTW Monkey Forest sebenarnya diswakelola desa adat. Dilihat dari pengelolaan, sudah berjalan dengan baik. Namun ini bencana yang tidak bisa kita hindari. Yang terjadi kemarin, kami sudah koordinasi dengan keluarga korban. Pada prinsipnya, kami dari Pemerintah Kabupaten Gianyar mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada korban. Penanganan korban, kami bertanggung jawab,” ujar Dewa Alit.
Bendesa Adat Padangtegal, I Made Parmita mengatakan, Desa Adat Padangtegal akan menggelar upacara pembersihan secara niskala. Dijelaskan, selama ini pihaknya di desa adat telah rutin menggelar upacara atau ritual untuk penghuni Monkey Forest Ubud, baik dari satwa berupa monyet maupun tumbuhan yang membentuk hutan Monkey Forest.

Upacara tersebut dilakukan saat Hari Tumpek Kandang yang dikhususkan untuk binatang. Hal itu bertujuan agar hewan di Monkey Forest terlindungi secara sekala maupun niskala. Sementara upacara untuk tumbuh-tumbuhan dilakukan saat Hari Tumpek Uduh.
“Khusus kejadian ini, akan ada tambahan upacara. Pasti ada tambahan. Ada penglukatan bagi semua staf. Diawali dengan mecaru, pembersihan. Kemarin juga kami sudah ngemargiang prayascita di lokasi kejadian. Dilanjutkan besok (Kamis 12 Desember) pecaruan kecil di tempat kejadian. Nanti tanggal 14 Desember kami pusatkan di Pura Wana untuk pecaruan juga. Upacara dipimpin Sulinggih. Upacara memang cukup besar,” ujarnya.
“Mudah-mudahan, ini bentuk permohonan maaf kami. Secara niskala mungkin ada hal yang menyebabkan situasi ini terjadi, kelalaian, kesalahan kita yang tidak sengaja atau sengaja. Melalui upacara ini, kita memohon agar tidak lagi terjadi. Ini berkaitan dengan bencana, di mana pun bisa terjadi, tetapi bagaimana kita minta perlindungan dari sesuhunan di objek ini, di Pura Dalem juga. Karena objek ini ada Pura Dalem, Prajapati, Beji dan Pura Wana. Mudah-mudahan, tidak terulang kembali,” ujarnya.
Masih menurut Dewa Alit, mengenai wisata alam, pihak Dinas Pariwisata dan BPBD sudah mengeluarkan imbauan untuk antisipasi. Hal ini karena cuaca tidak menentu. “Pada prinsipnya dari kejadian ini, pengelola dari Desa Adat Padangtegal telah bertanggung jawab. Kami sudah koordinasi dengan keluarga para korban,” ujarnya.
General Manajer Monkey Forest, Anak Agung Bagus Bhaskara mengatakan, selama ini semua pohon yang ada di Monkey Forest dirawat dengan baik. Bahkan pohon beringin yang tumbang tersebut, sebelumnya dinyatakan sehat. Namun saat kejadian tiba-tiba angin berembus sangat kencang yang menyebabkan pohon beringin tumbang.
“Perawatan terhadap pohon rutin kami lakukan, pemangkasan termasuk pemotongan besar. Kami juga memiliki alat dan petugas untuk hal itu. Terkait kejadian kemarin, para korban langsung dibawa ke rumah sakit pakai ambulans sini. Semua biaya korban ditanggung asuransi, kami kerjasama dengan Jasa Raharja plafon dari Rp 100 juta sampai Rp 1 miliar,” ujarnya.
Dia menjelaskan, setelah kejadian, pihaknya melakukan penutupan Monkey Forest Ubud. “Pada waktu kejadian, kami tutup dan fokus terhadap korban dan keluarga sehingga mereka dapat kenyamanan meskipun tertimpa musibah. Kami juga koordinasi dengan pemerintah untuk berbicara dengan konsulat. Itu fokus kami saat ini,” ujarnya.
Saat Tribun Bali mendatangi Monkey Forest Ubud pada Rabu (11/12), objek wisata ini masih ditutup. Sejumlah wisatawan yang hendak berkunjung pun disuruh 'putar-balik' oleh petugas. Saat ini, pihak pengelola fokus dengan pembersihan TKP, baik secara sekala maupun niskala.
Agung Bhaskara juga menjelaskan, kondisi para korban yang mengalami luka-luka sudah mendapatkan perawatan terbaik di rumah sakit di Ubud. “Yang satu sudah operasi besar, tahap pemulihan. Yang satu bengkak di kaki. Yang satu lagi luka kecil. Untuk korban yang meninggal menunggu pihak keluarga. Kabar dari Pak Sekda, dua hari lagi keluarga dari Korea tiba. Kami ikut mengurus kedatangannya,” ujarnya.
Agung Bhaskara mengatakan, sebenarnya sebelum kejadian terjadi, pihaknya telah memberikan imbauan pada pengunjung mengingat cuaca sangat ekstrem. “Sejak awal, ketika ada tamu berkunjung kami tanyakan ke pengunjung ini cuaca lagi tidak baik, kami dalam pengawasan kondisi terbuka. Di awal imbauan kami berikan di loket tiket. Beberapa tamu terkadang dia ingin merasakan hutan hujan tropis, suasana alami,” ujarnya.
Sementara itu, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar telah berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Prancis dan Korea Selatan di Bali. “Saat ini kami sudah berkoordinasi dengan masing-masing kedutaan untuk penanganan jenazah warga negara asing tersebut. Dan kami sedang menunggu perwakilan dari keluarga atau kedutaannya untuk menangani korban warga negara asing tersebut,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, Ridha Sah Putra, kemarin. (*)
pohon tumbang
Monkey Forest
kremasi
Kim Hyoeun
jenazah
Korsel
Korea Selatan
meninggal dunia
Desa Adat Padangtegal
Gianyar
Pembukaan Monkey Forest Belum Pasti, Kemenpar Sebut Closed Tepat, Usai Pohon Tumbang Tewaskan Wisman |
![]() |
---|
Tragedi Pohon Tumbang di Monkey Forest: Pengamat Pariwisata Sebut Perlu Ada Standar Pengamanan |
![]() |
---|
Tragedi Monkey Forest Ubud Bali, Standar Keamanan Wisatawan Penting Diperhatikan |
![]() |
---|
ABU Jenazah Kim Hyoeun Langsung Pulang, Jenazah WNA Korsel Korban Monkey Forest Ubud Dikremasi |
![]() |
---|
Tragedi Pohon Tumbang di Monkey Forest Ubud: Keluarga Korban Asal Korea Selatan Pilih Dikremasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.