Berita Bangli

Pesona Hutan Bambu Penglipuran Bangli, Pemecah Kepadatan Objek Utama

Selain menyajikan kesejukan khas hutan bambu, di ujung hutan, pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas Kabupaten Bangli. 

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Suasana hutan bambu sebagai spot pengurai pengunjung di objek utama di Objek Wisata Penglipuran, Bangli, Bali, Minggu 15 Desember 2024 - Pesona Hutan Bambu Penglipuran Bangli, Pemecah Kepadatan Objek Utama 

"Ke depan, di areal bawah jembatan bambu, kami akan melepaskan hewan untuk memberikan spot tambahan untuk wisatawan, bisa rusa dan hewan jinak lainnya yang ada di Kabupaten Bangli, sekaligus untuk sarana edukasi untuk anak-anak pengunjung," ujar Sumiarsa.

Pria murah senyum ini mengungkapkan, keberadaan hutan bambu ini juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kabupaten Bangli

Kata dia, pada masa kerajaan di Bali, Raja Ki Barak Panji Sakti yaitu raja pertama Buleleng hendak menyerang Bangli

Saat itu rombongan beliau sempat beristirahat di areal alas gesing atau hutan angker. 

Rombongan raja Buleleng saat itu membawa makanan yang dipikul prajuritnya menggunakan bambu. 

Usai makan, bambu tersebut ditinggalkan begitu saja di hujan ini, lalu tumbuh menjadi hutan bambu seperti saat ini. 

"Historinya ada, dan secara ekologis, hutan ini menjadi daerah resapan sehingga desa kami Desa Penglipuran terhindar dari bencana banjir saat hujan, karena ini hutan ini sangat kami rawat. Dan, saat ini mempekerjakan 85 persen warga desa penyangga karena anak-anak kami lebih memilih menekuni usaha rumahan dan pekerja lainnya, sehingga lowongan pekerjaan di hutan bambu ini kami buka untuk masyarakat desa penyangga," ujarnya. 

Hutan yang memiliki luas 45 hektare itu, dipastikan aman untuk dikunjungi. 

Sebab pohon-pohonnya dirawat dengan baik oleh pihak pengelola, pemangkasan dan pemotongan dilakukan dengan perhitungan matang. 

"Soal keamanan pohon, pohon kami aman, karena hidupnya saling men-support. Kami konsisten tidak akan lakukan penebangan. Kita mungkin akan lakukan saat musim panas, itu pun dilakukan secara selektif. Karena itulah pengelolaan harus satu pintu agar penebangan terencana, tidak asal-asalan, karena penebangan asal itu justru akan membahayakan," ujarnya. (*)

Kumpulan Artikel Bangli

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved