Berita Ekonomi

Aprindo: Proyeksi Penjualan Nataru 2024 Meningkat 10 Persen Dibanding Tahun 2023 

Jelang Natal dan Tahun Baru biasanya akan banyak ditemukan program diskon, promosi, dan peningkatan stok barang kebutuhan pokok untuk memenuhi

Istimewa
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali, Agung Agra Putra 

Aprindo: Proyeksi Penjualan Nataru 2024 Meningkat 10 Persen Dibanding Tahun 2023 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Jelang Natal dan Tahun Baru biasanya akan banyak ditemukan program diskon, promosi, dan peningkatan stok barang kebutuhan pokok untuk memenuhi permintaan selama periode liburan.

Dengan adanya promo belanja membuat proyeksi penjualan untuk Nataru 2024 diperkirakan meningkat dibandingkan 2023.

Baca juga: Libur Nataru, Polres Gianyar Minta Kondisi Kendaraan Diperiksa, Antisipasi Jadi Penyebab Kemacetan

Sekitar 5-10 persen tergantung pada kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat.

Hal tersebut dikatakan oleh, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali, Agung Agra Putra pada, Senin 23 Desember 2024.

Komoditas yang paling dicari selama momen Nataru biasanya adalah bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, telur, dan sayuran segar.

Baca juga: Nataru di Bali, Sekda Bali Minta Masyarakat Bijak Berbelanja, Dapat Picu Inflasi

Dan produk-produk impuls, seperti minuman, snack dan lain-lain. 

“Puncak pembelian biasanya terjadi menjelang hari-hari besar, seperti menjelang Natal dan Tahun Baru, sekitar satu minggu sebelum perayaan,” jelasnya. 

Aprindo memproyeksikan untuk Tahun 2025 tetap optimistis, dengan harapan pertumbuhan yang stabil meskipun ada tantangan dari inflasi dan regulasi baru.

Baca juga: Gelar Pasukan Amankan Nataru, TNI/Polri di Bangli Waspadai Potensi Gangguan Keamanan

Daya beli di Tahun 2025 diperkirakan akan tertahan karena terpengaruh oleh inflasi dan kebijakan ekonomi.

Oleh karena itu pasar ritel diharapkan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen.

“Kenaikan PPN menjadi 12 persen akan berdampak pada harga barang, dan Aprindo berharap pemerintah mempertimbangkan dampak ini terhadap daya beli masyarakat serta keberlangsungan usaha ritel,” ungkapnya. 

“Aprindo berharap untuk melihat peningkatan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku ritel dalam menghadapi persaingan dan regulasi yang ada, serta menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kondusif,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved