Hilang di Gunung Agung
2 PENDAKI Tersesat di Gunung Agung Ketemu! Diki Sempat Bertemu Krama Sembahyang, Ridho Patah Kaki
Dua pendaki Gunung Agung yang sempat dikabarkan hilang sejak Rabu (25/12) akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
“Pihak pengelola di kawasan hutan Besakih sempat menyarankan agar menggunakan jasa pemandu wisata pendakian lokal. Namun mereka bilang sudah biasa melakukan pendakian. Mereka merasa bisa mendaki tanpa menggunakan jasa teman-teman pemandu lokal Besakih,” ungkap Mudiada yang juga ikut proses evakuasi dua pemandu yang hilang tersebut, Jumat (27/12).
Namun dalam perjalannya, saat menuruni gunung tiba-tiba cuaca sangat buruk dan kabut tebal. Sehingga rombongan pendaki ini tercerai berai.
Tiga di antaranya berhasil turun ke Pos Pengubengan, namun dua pendaki lainnya masih berada di gunung dan sempat dinyatakan hilang. Ia pun menjelaskan, bahaya jika mendaki gunung dalam kondisi cuaca buruk, terutama saat kabut tebal.
"Di saat kabut tebal, walau tau jalur pun bisa tersesat. Saya yang 30 tahun mendaki Gunung Agung, jika turun kabut tetap harus konsentrasi tinggi dan berhati-hati terutama di setiap persimpangan agar tidak salah jalur,” ungkap Mudiada.
Jika salah jalur, nanti pendaki akan menemukan medan yang berupa tebing yang curam. Seperti yang ditemui dua pendaki yang hilang tersebut. Apalagi dalam situasi hujan, medan tersebut sangat licin dan jarak pandang sangat terbatas.
“Sehingga jika cuaca tidak menentu seperti saat ini, kadang cerah kadang hujan, memang paling aman mendaki menggunakan jasa pemandu di sekitar jalur pendakian,” jelas Mudiada.
Pemandu di sekitar jalur pendakian yang tergabung di Forum Pemandu Wisata Pendakian Gunung Agung tidak sebatas mengetahui jalur dan medan.
Namun memiliki SOP jelas dalam pendakian. Mulai dari memastikan peralatan dan perlengkapan yang aman untuk mendaki.
“Misal saat cuaca seperti saat ini, harus menggunakan pakaian sampai 4 lapis, termasuk jas hujan. Agar tetap hangat dan terlindung dari hujan,” ungkapnya.
Selain itu pemandu juga memiliki kemampuan mengambil keputusan jika dilanda cuaca buruk saat pendakian.
Pemandu bisa memutuskan mengentikan pendakian, kalau ada situasi seperti hujan sangat deras, badai, atau banjir. “Pemandu biasanya akan mengehentikan pendakian, dengan pertimbangkan keselamatan,” jelas Mudiada. (mit)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.