Seputar Bali

Babak Baru Kasus Rudapaksa Selebgram di Buleleng, Kadispar Sebut Korban Datang Bukan Berwisata

Babak baru kasus rudapaksa di sebuah Villa di Buleleng masih terus berguling karena sampai saat ini belum ditemukan siapa pelaku utamanya

Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi pelecehan - Babak Baru Kasus Rudapaksa Selebgram di Buleleng, Kadispar Sebut Korban Datang Bukan Berwisata 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Babak baru kasus rudapaksa di sebuah Villa di Buleleng masih terus berguling karena sampai saat ini belum ditemukan siapa pelaku utamanya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, mengungkapkan fakta baru bahwa selebgram yang dirudapaksa datang bukan untuk berwisata.

Mengenai peristiwa rudapaksa yang terjadi, Dody mengatakan dari informasi yang dia terima, kunjungan S ke air terjun Labuhan Kebo tujuan utamanya bukan untuk berwisata. 

S yang merupakan warga Jakarta Selatan (Jaksel) diketahui memang punya vila di Desa Munduk, dan beberapa bulan terakhir kerap berkunjung untuk memantau pekerjaan pembangunan vila. 

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat di Blahbatuh, Ditemukan di Samping Jalan Pukul 4 Pagi, Pelaku Hilang

"Warga sekitar sudah kenal dengan S. Pada saat itu setelah memantau pembangunan vila, ia ingin mengunjungi air terjun Labuhan Kebo, yang pintu masuknya melalui Desa Gobleg,”

“Hingga akhirnya terjadi peristiwa tersebut," ucapnya. 

Berdasarkan kasus ini, pihaknya akan kembali mengimbau wisatawan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) saat berkunjung ke wisata alam.

Yang mana seluruh jenis wisata alam seperti hiking maupun tracking, wajib menggunakan jasa pemandu. 

Baca juga: JASAD Made Agus dengan Luka Sayat di Leher Ditemukan di Gianyar, Polisi Sebutkan Hal Mengenaskan Ini

"Tujuannya supaya wisatawan tidak tersesat. Di samping juga orang lokal yang sebagai pemandu ini, bisa bertanggung jawab terhadap keamanan wisatawan,”

“Tidak hanya gangguan dari manusia, namun juga binatang hingga dari sisi medan yang sulit dan bahaya yang mengintai," jelasnya. 

Perbandingan pemandu dengan wisatawan maksimal yakni 1 : 4, di mana satu orang memandu empat orang wisatawan. Sebab sangat terkait dengan kemampuan penyelamatan. 

"Selain itu kami juga akan kembali menggiatkan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya Sapta Pesona,”

“Sebab di dalam Sapta Pesona terdapat kata kenyamanan dan keamanan," tandasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved