Sampah
Menteri LH Bentuk Tim Pengelolaan Sampah Laut di Bali, Wamenpar & 8.600 Orang Bersih Sampah di Kuta!
Menteri LH Hanif Faisol mengatakan, pihaknya terus berkolaborasi baik di pemerintah pusat dan daerah terutama di Bali ini untuk dengan serius menangan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup kembali menyelenggarakan kegiatan “Aksi Bersih Sampah Laut” yang dipusatkan di Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu (19/1). Kegiatan ini melibatkan 8.600 peserta dari berbagai elemen masyarakat yang tersebar di 12 titik sepanjang garis pantai Kelan, Kedonganan, hingga Jimbaran.
Aksi besar-besaran ini turut dihadiri 3 menteri Kabinet Merah Putih, yakni Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono, dan Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa serta Deputi Kemenko Pangan. Juga diikuti organisasi internasional seperti UNDP dan perwakilan Kedutaan Besar di antaranya Uni Emirat Arab, Norwegia dan lainnya.
Menteri LH Hanif Faisol mengatakan, pihaknya terus berkolaborasi baik di pemerintah pusat dan daerah terutama di Bali ini untuk dengan serius menangani sampah laut.
Baca juga: KOSTER Bakal Diundang De Gadjah Makan Siang, Tanggapi Baik Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati
Baca juga: Widana Tewas di TKP! Oleng Lalu Tabrak Pohon Perindang di Jalur Tengkorak Denpasar-Gilimanuk

“Jadi kita sangat serius bersama Kementerian Pariwisata, KKP, Kemenko Pangan, dukungan para Dubes, dan negara sahabat sangat perhatian terhadap kita untuk mendukung penyelesaian sampah laut. Jadi hari ini (kemarin) dan seterusnya kita akan terus melakukan penyelesaian sampah laut,” ujar Hanif, kemarin.
Hanif menegaskan komitmen pemerintah dalam menangani sampah laut. Regulasi ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, dengan target pengurangan sampah laut sebesar 70 persen pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah membentuk Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah Laut.
Hanif menambahkan, Bali menjadi salah satu wilayah dengan permasalahan sampah laut yang serius. “Hal ini karena Bali merupakan salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Kita telah membentuk tim yang merupakan operasional dari Perpres 83 tahun 2018.
Dan untuk tim ini khusus di Bali telah ditetapkan oleh Menko Pangan. Tim ini jelas dan bekerja setiap hari. Dan dukungan segala yang diperlukan untuk penanganan sampah terkhusus sampah laut Bali ini akan dilakukan dengan all out,” kata dia.
“Jadi kami sangat serius mengawal. Kami telah tugaskan eselon I untuk tinggal di Bali mendiskusikan banyak hal. Mulai dari pilah pilih sampai nanti jadi proses akhir. Tata kelola sampah di daratan Bali juga sepenuhnya perlu kita tingkatkan,” kata Hanif.
Disinggung langkah preventif terhadap permasalahan sampah kiriman di Bali? Pihaknya menegaskan perintah Presiden Prabowo sudah jelas bahwa Bali harus bersih (dari sampah kiriman dan sampah di daratan).
Menurutnya 2 Sungai atau tukad di Bali yaitu Tukad Mati dan Tukada Bali sebagai penyumbang sampah domestik untuk laut. Pihaknya akan diselesaikan tahun ini dan tidak ada toleransi.
“Sampah laut kiriman adalah masalah bersama sehingga kita patut bersinergi dalam penanganannya. Jadi akan kita pasang jaring-jaring, kita ambil sampahnya. Kita juga tegakkan aturan tidak boleh lagi semua limbah dibuang ke sungai,” kata dia.
“Ada 5 sungai utama yang hari ini (kemarin) harus mulai diselesaikan. Di Bali ada 2 sungai yaitu Tukad Mati dan Tukad Badung. Saya minta Tukad Mati dan Tukad Badung kita selesaikan mulai hari ini (kemarin) dan tahun ini harus selesai tidak boleh lagi ada sampah dan tidak boleh lagi ada pencemaran. Karena kita sudah punya SDM, punya tim dan dananya,” sambung Hanif.
Dikatakan, harus ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang akan diterapkan untuk dua tukad utama itu yang menghasilkan sampah di pantai yang ada di Bali. Sungainya tidak terlalu panjang hanya sekitar 27 kilometer dan satunya 22 kilometer.
Sebagai bentuk dukungan konkret, pemerintah pusat menyerahkan bantuan berupa 1 unit truk, motor pengangkut sampah, dan trash boom yang akan ditempatkan di 14 titik sungai di Bali.
Trash boom ini merupakan bantuan dari Uni Emirat Arab. Selain itu, pemerintah juga membentuk Tim Koordinasi Penanganan Sampah Laut di Provinsi Bali sesuai Keputusan Menteri Koordinator Pangan RI Nomor 3 Tahun 2025.
Guna mempercepat penanganan sampah laut di Bali, Kementerian Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI menyerahkan bantuan berupa satu unit truk dan sebuah motor pengangkut sampah.
Selain itu, Bali juga mendapat bantuan trash boom untuk mengatasi kebocoran sampah ke laut. Trash boom yang merupakan bantuan Uni Emirat Arab rencananya akan ditempatkan di 14 titik sungai di Bali.
Hanif menyebutkan bahwa aksi bersih sampah laut di Kedonganan merupakan lanjutan dari kegiatan serupa di Pantai Kuta pada 4 Januari 2025. “Aksi kali ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Cinta Laut,” tuturnya.
Menteri Hanif mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan sejumlah negara sahabat dan organisasi internasional. Ia pun mengungkapkan seusai kegiatan aksi bersih pagi ini pihaknya bersama tim akan menggelar rapat koordinasi dengan perwakilan hotel, restoran dan kafe di Bali.
Pertemuan ini membahas penanganan sampah dari hulu seperti horeca. Sampah dari horeca adalah sampah yang dihasilkan dari hotel, restoran, dan kafe.
“Horeca di Bali termasuk penyumbang sumber penghasil sampah yang relatif besar setelah rumah tangga,” imbuhnya.
Kementerian LH akan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata untuk melakukan penyelesaian sampah dari horeca yang ada di Bali dan itu menjadi kewajiban. Jadi kepedulian mereka (horeca) menyelesaikan sampahnya sendiri itu menjadi wajib. “Kami akan menerapkan langkah-langkah kuratif dan represif bilamana diperlukan terkait dengan penyelesaian sampah di Bali.
Semua pihak harus bertanggungjawab, baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan seluruh lapisan masyarakat termasuk horeca.
“Lebih jauh saya minta nanti dukungan dari Menpar dan Pemprov Bali untuk dengan serius memberikan arahan-arahan kepada para turis yang datang untuk bertanggungjawab terhadap sampahnya. Penduduk Bali 3,7 juta orang tetapi wisatawan asingnya mencapai 7 juta kalau kita tidak serius mengurus permasalahan sampah dari mereka ini tentu tidak baik untuk citra kita di dunia,” tutur Hanif.
Kebersihan Destinasi
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Enik Ermawati atau akrab disapa Ni Luh Puspa menekankan pentingnya kebersihan destinasi wisata untuk menciptakan pariwisata berkualitas di Indonesia. Hal ini disampaikannya saat menghadiri Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kedonganan, Minggu (19/1).
Luh Puspa mengatakan, kegiatan ini selaras dengan program quick win Kemenpar, yaitu gerakan wisata bersih. Program ini bertujuan membentuk ekosistem serta kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, khususnya destinasi wisata.
“Salah satu hal yang membuat orang datang ke satu destinasi adalah kebersihan lingkungan dan fasilitas pendukung seperti toilet. Jadi kebersihan itu menjadi komponen yang sangat penting untuk daya saing dan daya tarik wisata,” ujar Ni Luh Puspa.
Wamenpar menuturkan, program yang dilaksanakan di lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) serta Jakarta, Kepulauan Riau, dan Bali ini juga bertujuan meningkatkan kualitas dari indeks kinerja pengembangan pariwisata Indonesia (Travel Tourism Development Index/TTDI) versi World Economic Forum (WEF).
Sebab, meskipun pada 2024 Indonesia berhasil naik dari peringkat 32 ke 22, namun penilaian di kategori health dan hygiene Indonesia masih terbilang rendah.
“Kita memang harus terus meningkatkan kualitas dari daya tarik wisata kita, karena pariwisata ke depan kita sudah bicara dua hal, yaitu quality tourism dan sustainable tourism,” imbuhnya.
Dalam kegiatan ini, Wamenpar Ni Luh Puspa didampingi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto; Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata Kemenpar, Florida Pardosi; dan Direktur Poltekpar Bali, Ida Bagus Putu Puja.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mewakili Penjabat Gubernur Bali dalam aksi bersih sampah laut tersebut. Membaur dengan peserta lainnya, Sekda Dewa Indra memunguti sampah plastik yang mencemari keindahan pantai. (zae)
TTDI Indonesia di Posisi Ke-22
Travel and Tourism Development Index (TTDI) tahun 2024 Indonesia berhasil melonjak 10 peringkat, menempati posisi ke-22 dari 119 negara di dunia. Namun di balik posisi ke-22 dari TTDI ternyata dari sisi health and hygienic atau kesehatan dan higienis masih jauh di bawah yang diharapkan.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa di sela-sela menghadiri kegiatan Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu (19/1).
“Di TTDI memang angka kita naik 10 peringkat itu luar biasa dari 32 menjadi peringkat 22. Tapi pada pilar health and hygienic kita masih rendah. Nah, itulah mengapa gerakan wisata bersih kita inisiasi untuk bisa menaikkan pilar health and hygienic itu,” ujar Wamenpar Luh Puspa.
Ia menambahkan untuk gerakan wisata bersih tidak hanya masalah sampah tapi juga toilet. Jadi ada dua concern pada gerakan wisata bersih yaitu sampah di destinasi wisata dan juga toilet di setiap daya tarik wisata itu sendiri.
“Maka dari itu kenapa kita sangat concern dengan masalah sampah karena salah satu hal yang membuat orang datang ke satu destinasi pasti bersih tidak disana, toiletnya bagus tidak. Maka jadinya kebersihan itu menjadi komponen yang sangat penting untuk daya saing dari daya tarik wisata. Maka itu yang kemudian fokuskan saat ini,” papar Luh Puspa.
Luh Puspa menyampaikan gerakan wisata bersih tahun ini dilakukan Kemenpar di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yakni Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika dan Labuan Bajo, lalu dilakukan juga di 3 Greater yang ada yakni Bali, Jakarta dan Kepulauan Riau.
“Karena keterbatasan anggaran, gerakan wisata bersih tahun ini hanya di 8 destinasi pariwisata, jadi belum bisa seluruh daya tarik wisata. Tetapi kita fokus dulu di sana. Kalau tahun ini berhasil di sana, kita berharap bisa diteruskan dan kemudian menambah lagi ke lokasi-lokasi lain atau destinasi pariwisata lainnya di Indonesia,” kata dia.
Ia juga berharap dengan gerakan wisata bersih dapat membentuk ekosistem termasuk di dalamnya tidak hanya membersihkan sampah di destinasi wisata, tetapi juga membentuk ekosistem bagaimana masyarakat mempunyai kesadaran pentingnya menjaga kebersihan di daya tarik wisata.
Akan tetapi menurut Luh Puspa beberapa lokasi di Bali sudah sangat bagus penanganan sampahnya seperti di Monkey Forest dan Desa Taro, mereka sudah punya sistem pengelolaan sampah yang sangat baik.
“Dan kita berharap itu bisa kita jadikan contoh untuk ke daerah-daerah lain yang ada untuk menerapkan pengelolaan sampah seperti di Monkey Forest dan Desa Taro dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah,” kata dia.
Sementara itu, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Muhammad Zamroni, juga turun langsung mengerahkan prajuritnya dalam kegiatan yang menjadi bagian dari program nasional “Bulan Cinta Laut” ini.
Mayjen TNI Zamroni menjelaskan, program ini bertujuan mempercepat penanganan sampah laut, khususnya di Provinsi Bali melalui semangat kebersamaan stakeholder.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan laut dan pesisir. Mayjen TNI Zamroni berharap aksi bersih sampah laut ini menjadi awal dari berbagai program berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah laut di Bali.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana menyampaikan, kegiatan bersih sampah laut ini merupakan salah satu bentuk nyata kepedulian TNI terhadap pelestarian lingkungan, khususnya di wilayah pesisir.
Kata dia, kegiatan ini bukan sekadar simbolis, tetapi merupakan wujud komitmen mendukung program pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah laut, khususnya di Bali yang merupakan salah satu destinasi wisata utama dunia.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menggugah kesadaran semua pihak, baik warga lokal maupun wisatawan, untuk bersama-sama menjaga kebersihan pantai dan laut. Sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Dan setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membawa dampak besar di masa depan,” kata dia. (zae/ian)
Buka Bimtek PDIP di Sanur Bali, Puan Maharani Tekankan Dua Hal Ini |
![]() |
---|
Fraksi Gerindra DPRD Buleleng Tolak Rencana Pinjaman Daerah 200 M, Dinilai Belum Ada Pembahasan Luas |
![]() |
---|
Polairud Gianyar Bali Gencarkan Patroli Pantai, Hindari Korban Jiwa |
![]() |
---|
Sekretariat DPRD Gianyar Sepi, 31 Dewan Ikut Bimtek PDIP di Denpasar Bali |
![]() |
---|
Boping Ungkap Pesan Puan Maharani ke Kader, Jaga Soliditas dan Songsong Pemilu 2029 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.