Cuaca Ekstrem di Bali

NEKAT Renang Saat Ombak Besar, SAR Jembrana Imbau Warga Tak Gegabah Mandi di Luat Saat Cuaca Ekstrem

Rendi justru tak mengindahkan teguran tersebut, dan memilih tetap berada di dalam air. Tak lama kemudian, para saksi justru melihat korban terseret

Tribunnews.com
ILUSTRASI - Rendi justru tak mengindahkan teguran tersebut, dan memilih tetap berada di dalam air. Tak lama kemudian, para saksi justru melihat korban terseret arus dan menghilang. 

TRIBUN-BALI.COM - Petugas menegaskan agar masyarakat yang hendak melakukan aktivitas di pantai, bahkan hingga mandi di laut harap tetap waspada.

Sebab, di tengah cuaca ekstrem ini peristiwa tak terduga seperti orang terseret ombak bisa saja terjadi. Masyarakat yang hendak mandi di laut, sebaiknya menggunakan alat keselamatan seperti life jackets

Terlebih lagi di musim liburan saat ini, sebagian masyarakat bakal memilih untuk menikmati suasana sore bersama keluarga di pantai. Namun begitu, harus ada beberapa hal yang diterapkan jika masyarakat hendak mandi di laut

Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan SAR Jembrana, I Dewa Putu Hendri Gunawan menjelaskan, pantai akan menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat di tengah libur panjang ini.

Namun begitu, ketika berkunjung ke pantai dan hendak mandi ke laut, harus memerhatikan beberapa hal karena berkaitan dengan konsekuensinya.

Baca juga: SERUDUK Pengendara Scoopy Lalu Tabrak Pagar Bengkel di By Pass Ngurah Rai, Pengendara CBR Alami Luka

Baca juga: LIBUR Panjang Bali Tetap Diserbu, 37 Ribu Orang Masuk Lewat Pelabuhan Gilimanuk 

"Bagi masyarakat yang akan mandi di laut, apabila tidak bisa berenang diharapkan jangan mandi," tegas Dewa Hendri saat dikonfirmasi Selasa 28 Januari 2025. 

Untuk lebih amannya lagi,  masyarakat bisa menggunakan alat keselamatan seperti misalnya life jackets atau pelampung.

Alat lainnya seperti ban dan yang serupa bisa digunakan, untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi. Selain itu juga yang perlu diperhatikan adalah untuk tidak mandi hingga ke tengah laut, cukup di pinggiran saja. 

"Apalagi sebelumnya ada warga yang tenggelam akibat terseret ombak di Pantai Pulukan. Ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat betapa pentingnya melihat situasi dan menggunakan alat keselamatan saat mandi di pantai. Karena kita tidak mengetahui ombak di tengah laut sebesar apa arusnya," tegasnya. 

Untuk diketahui, seorang pria berusia 20 tahun meninggal dunia akibat tenggelam terseret arus di Pantai Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Jumat 24 Januari 2025 siang lalu.

Adalah Rendi Adi Saputra asal Bangsal Sari, Kabupaten Jember, kemudian ditemukan 30 menit setelah tenggelam dengan jarak tiga meter di sebelah barat dari tempat ia mandi.

Pihak keluarga disebutkan telah menerima kejadian tersebut, sebagai musibah dan mengikhlaskan kepergian korban.

Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut bermula saat korban bersama tiga kawan lainnya berangkat dari bedeng proyek tempat mereka tinggal di Banjar Arca Dwipa, Desa Pulukan sekitar pukul 09.30 WITA.

Setibanya di Pantai Pulukan, korban Rendi turun dari sepeda motor dan sempat mengatakan bahwa dia merasa gerah. 

Ia lantas bergegas melepas pakaian, sehingga hanya mengenakan celana dalam dan berlari ke arah laut serta langsung menceburkan diri ke laut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved