Cuaca Ekstrem di Bali

Perubahan Iklim, Distan Bali Siapkan Strategi Adaptasi dan Mitigasi untuk Sektor Pertanian 

Cuaca di Bali belakangan ini sedang tak menentu. Terkadang hujan deras disertai angin kencang hingga panas terik menyengat.

Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi pertanian - Perubahan Iklim, Distan Bali Siapkan Strategi Adaptasi dan Mitigasi untuk Sektor Pertanian  

Perubahan Iklim, Distan Bali Siapkan Strategi Adaptasi dan Mitigasi untuk Sektor Pertanian 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Cuaca di Bali belakangan ini sedang tak menentu. Terkadang hujan deras disertai angin kencang hingga panas terik menyengat.

Dikhawatirkan hal ini akan mengancam sektor pertanian di Bali.

Perubahan iklim yang tak menentu mulai memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian di Provinsi Bali.

Baca juga: Dinas Pertanian dan Pangan Badung Gelar Mini Badung Promo Tani

Mulai dari ketidakpastian musim tanam, peningkatan suhu udara, curah hujan yang tidak merata, serta ancaman serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menjadi tantangan serius bagi petani, khususnya di sektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpangan) Provinsi Bali menggencarkan berbagai strategi adaptasi dan mitigasi. 

“Perubahan iklim kini tidak lagi menjadi isu masa depan, tapi telah nyata dirasakan petani kita,” jelas, Sunada pada, Selasa 8 Juli 2025. 

Baca juga: Politeknik Negeri Bali Dorong Pertanian Kakao Cerdas di Jembrana, IoT Sesuai Visi Pembangunan Bali

Pihaknya tak menampik banyak yang mengeluhkan pola tanam terganggu, panen menurun, bahkan beberapa di antaranya mengalami puso.

“Perubahan iklim ini telah mengganggu pola tanam dan menurunkan produktivitas di beberapa wilayah sentra produksi, kondisi ini harus dihadapi dengan inovasi, pendekatan teknologi, dan pemberdayaan petani secara berkelanjutan,” bebernya. 

Distanpangan Bali telah menyusun berbagai strategi adaptasi dan mitigasi untuk menjaga ketahanan produksi dan kesejahteraan petani.

Dalam menghadapi tantangan ini, Distanpangan Bali telah menyiapkan berbagai langkah adaptif, antara lain, melalui percepatan tanam melalui program pompanisasi dan pengembangan padi gogo pada lahan tadah hujan untuk mempercepat siklus produksi, pemanfaatan benih unggul tahan kekeringan dan penyakit, pelaksanaan pembinaan ke kelompok tani untuk meningkatkan pemahaman petani terhadap dinamika cuaca dan pengambilan keputusan tanam yang tepat.

“Melalui kerja sama dengan BMKG dan instansi terkait, informasi prakiraan iklim dan kalender tanam disebarluaskan secara berkala kepada petani agar dapat menyesuaikan waktu dan pola tanam,” bebernya.

Tak berhenti sampai di sana, Distanpangan juga melakukan pemantauan dan peramalan serangan OPT secara rutin, serta pengembangan teknik pengendalian hayati serta penggunaan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan sebagai respons terhadap meningkatnya serangan hama akibat cuaca ekstrem dan rehabilitasi kebun rakyat yang terdampak iklim melalui bantuan bibit dan teknologi budidaya.

“Seperti halnya hama wereng cokelat yang sempat menyerang 7Ha di wilayah Gianyar dan diberikan bantuan pestisida untuk menanggulanginya,” imbuhnya.

Pihaknya juga menyinggung terkait penanggulangan hama tikus yang dilakukan di lahan seluas 50Ha diantaranya 20Ha di wilayah Tabanan dan 30Ha di Kabupaten Gianyar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved