Berita Gianyar
Minimalis Dampak Bencana, BPBD Gianyar Rancang Program Sincan
Sincan sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons masyarakat Gianyar
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Badan Penanganan dan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar terus berinovasi agar masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali, terhindar dari dampak bencana.
Sebab, Gianyar selama ini menjadi salah satu kabupaten berpotensi bencana, seperti tanah longsor, gempa, dan sebagainya.
Dalam mengantisipasi korban jiwa, BPBD Gianyar pun telah merancang program Smart Society Kabupaten Gianyar: Siaga Bencana Gianyar (SINCAN).
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta, Kamis 30 Januari 2025, menjelaskan terkait Sincan ini.
Baca juga: 6 Orang Tewas, Estimasi Kerugian Dampak Bencana 2024 Rp7 Miliar Lebih, BPBD Jembrana Catat Ada 229
Kata dia, Sincan sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons masyarakat Gianyar terhadap berbagai jenis bencana, seperti gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi.
Inovasi ini melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan peringatan dini, edukasi masyarakat, serta koordinasi penanganan bencana yang lebih efektif.
"Daya tarik utama dari inovasi ini adalah pendekatan terpadu yang menggabungkan teknologi modern dengan kearifan lokal. Melalui aplikasi mobile, SMS blast, dan media sosial, masyarakat dapat menerima informasi terkini mengenai potensi bencana, jalur evakuasi, dan pusat pengungsian. Selain itu, program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam simulasi dan pelatihan bencana, sehingga meningkatkan kesadaran dan kesiapan komunitas lokal," papar Dibya.
Manfaat dari program ini, kata dia, meliputi peningkatan keselamatan dan ketahanan masyarakat terhadap bencana, pengurangan kerugian material dan korban jiwa, serta penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam manajemen bencana.
"Dengan sistem peringatan dini yang efektif, masyarakat dapat lebih cepat merespons situasi darurat, sementara edukasi yang terus-menerus dapat mengurangi risiko," ujarnya.
Dibya mengatakan, keunikan dari inovasi ini adalah integrasi antara teknologi modern dan pendekatan komunitas.
Sebab, program ini tidak hanya mengandalkan sistem peringatan otomatis, tetapi juga memperkuat jejaring sosial di tingkat desa melalui pembentukan kelompok-kelompok siaga bencana yang terdiri dari warga setempat.
"Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kesiapsiagaan bencana juga memberikan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama," ujarnya.
Lanjut Dibya, inovasi ini membuka peluang kemitraan dengan berbagai pihak, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), organisasi non-pemerintah (NGO) yang bergerak di bidang kebencanaan, serta perusahaan teknologi untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem peringatan dini.
"Potensi pengembangan dari program ini mencakup perluasan cakupan geografis ke seluruh wilayah Gianyar, peningkatan fitur teknologi seperti aplikasi mobile dengan kemampuan prediksi dan simulasi bencana berbasis data real-time," ujarnya.
Keberlangsungan program ini dapat dijaga melalui integrasi dalam kebijakan pembangunan daerah, alokasi anggaran yang konsisten, serta peningkatan kapasitas lokal melalui pelatihan dan pengembangan infrastruktur yang mendukung kesiapsiagaan bencana.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.