Berita Klungkung

Pangkalan di Klungkung Belum Merata Hingga Pelosok, Peran Pengecer LPG 3 Kg Dinilai Masih Relevan

Pangkalan di Klungkung Belum Merata Hingga Pelosok, Peran Pengecer LPG 3 Kg Dinilai Masih Relevan

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
LPG 3 KG - Gas LPG 3 kilogram kosong, Kamis 30 Januari 2025. Kosongnya gas LPG bukan hanya di pengecer namun juga di pangkalan seperti SPBU. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pemerintah pusat per awal Februari 2025 ini, mengubah skema penyaluran LPG 3 Kilogram subsidi.

Tidak lagi melalui pengecer, namun masyarakat diharapkan mendaparkan LPG 3 Kilogram dari pangkalan yang langsung disuplai dari Pertamina.

Seorang pemilik pangkalan LPG di Klungkung, Made Puja Darsana mengatakan, penyaluran LPG 3 Kilogram di Klungkung masih normal. 

Baca juga: SELAMAT JALAN Irina, Temui Ajal di Depan Pura Goa Lawah Klungkung, Kecelakaan Adu Jangkrik

Sementara terkait penyaluran LPG 3 Kilogram ke pengecer dalam hal ini warung, hingga Senin (3/2/2024) juga belum ada pembatasan.

"Masih normal distribusi gas di Klungkung. Masih seperti biasa. Kalau di Denpasar saya kurang tau," ujar ungkap Puja Darsana, Senin (3/2/2025).

Baca juga: HATI-HATI! 5 Orang Tewas di Denpasar, TKP Kecelakaan di Jalan Antasura Hingga By Pass Ngurah Rai

Tapi menurutnya, kebijakan warung melarang penjualan LPG 3 Kilogram kurang cocok diterapkan di Bali, khususnya di Klungkung. Mengingat belum meratanya pangkalan di desa ataupun di banjar.


"Menurut saya, kalau kebijakan itu diterapkan di pusat bisa saja, karena pangkalan banyak serta radius pangakalan dengan konsumen dekat. Kalau di Bali, khususnya di Klungkung itu bisa jadi polemik," 


Hal itu lantaran sampai saat ini belum semua wilayah atau desa terdapat pangkalan. Sehingga rumah konsumen relatif jauh dengan pangkalan.


"Bagaimana pun warung ini masih dibutuhkan, sebelum pangkalan merata di setiap pelosok. Kasian masyarkat di plosok misalnya perbuktian, turun jauh hanya untuk beli LPG 3 Kilogram satu tabung,"ungkap dia.


Ia juga mengatakan, jikapun nanti warung dipaksakan menjadi pangakalan, pihak agen harus mengantar LPG 3 Kilogram itu langsung ke pangakalan.


"Seharusnya agen yang membawakan LPG 3 Kilogram ke pangakalan. Tapi selama ini, pangakalan yang ambil sendiri ke agen," ungkap dia.


Jika warung langsung jadi pangkalan, mereka harus nambah modal. Tidak hanya tambah tabung, tapi juga mobil untuk transportasi mengambil gas. Sehingga gas ke pelanggan tetap dikenakan ongkos trasportasi.


"Mungkin dengan kebijakan ini, agen mau membawakan langsung gas ke pangakalan. Kalau selama ini tidak ada, pangkalan yang ngambil sendiri ke agen," jelas dia. (mit)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved