Berita Denpasar

Mantan Wali Kota Denpasar, Rai Mantra Sampaikan Duka Cita atas Meninggalnya Tokoh Muda Denpasar

Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, turut menyampaikan duka cita atas berpulangnya tokoh muda inspiratif Denpasar, Rama Gerald Jade.

Editor: Putu Kartika Viktriani
Istimewa
RAMA - Foto tokoh muda inspiratif Denpasar, Rama Gerald Jade semasa hidup. Mantan Wali Kota Denpasar, Rai Mantra Sampaikan Duka Cita atas Meninggalnya Tokoh Muda Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM - Mantan Wali Kota Denpasar, yang kini menjabat sebagai anggota DPD RI Dapil Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, turut menyampaikan duka cita atas berpulangnya tokoh muda inspiratif Denpasar, Rama Gerald Jade yang meninggal dunia pada Sabtu 15 Februari 2025.

Ucapan belasungkawa ini disampaikan melalui media sosial dengan harapan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

"Turut Berduka Cita, Dumogi Amor Ing Acintya @ramagjade. Nyujur Sunia Loka, ngamolihang genah sane becik." tulisnya melalui akun media sosial instagramnya.

Dalam unggahannya, Rai Mantra mengenang perkenalan dengan almarhum yang dimulai sejak masa SMP.

Saat itu, mendiang dikenal sebagai sosok yang aktif dan tidak kenal menyerah untuk bisa berkomunikasi serta mendekat dengan Wali Kota Denpasar saat itu.

Baca juga: VIDEO Lokasi Penusukan Kadek Parwata di Jalan Nangka Utara Denpasar Bali, Pelaku Masih Buron

Seiring waktu, hubungan keduanya berkembang menjadi persahabatan yang penuh inspirasi, terutama dalam bidang ekonomi kreatif dan pendidikan.

Dedikasi Tinggi untuk Pendidikan dan Lingkungan

Almarhum Rama dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap masa depan siswa dan kesejahteraan para guru. Sebagai pemimpin di sekolah, ia berhasil menjadikan institusi tersebut sebagai sekolah kreatif yang menjadi pelopor gerakan lingkungan dan kampanye anti-plastik.

Dalam pesan perpisahannya, Rai Mantra juga mengenang percakapan terakhir mereka yang terjadi pada 14 Januari 2025.

Pesan terakhir dari almarhum di Instagram pada 29 Januari 2025 menunjukkan bahwa ia sedang dalam kondisi sakit.

"Banyak kenangan bermanfaat meskipun usia sangat muda, dia mampu menjadi Pejuang Muda Moral Pendidikan. Selamat jalan adikku, siswa-siswa dan guru-guru akan melanjutkan perjuanganmu." pungkasnya.

Kepergian tokoh muda inspiratif ini tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, serta seluruh komunitas pendidikan di Denpasar.

Namun, semangat dan nilai-nilai perjuangannya akan terus dikenang dan diteruskan oleh generasi berikutnya.

Meninggal karena Sakit

Sebelumnya diberitakan, Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf Dispar Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana juga mengenang sosok Rama.

Selama ini, menurutnya Kota Denpasar sering mengajak Rama dalam beberapa event termasuk Denpasar Festival dan Denpasar Youth Festival.

Menurut Hendar, Rama menderita kanker darah sejak dua tahun lalu dan telah melakukan kemoterapi.

“Rama sakit kanker darah sejak dua tahun lalu. Setelah itu ia mulai kemo untuk tahap pemulihan. Sempat membaik kondisinya, kadang drop, stabil lagi,” paparnya.

Hingga akhirnya, pada Sabtu pagi, ia mendengar kabar dari keluarga dan kekasihnya bahwa Rama telah meninggal pukul 05.00 Wita di RSUP Prof Ngoerah.

Hendar mengaku telah kenal dengan Rama sejak masih bertugas di Humas Pemkot Denpasar sekitar tahun 2024 lalu.

“Saat itu ia masih SMP, saya sudah biasa sama dia di Humas. Juga sering ke rumah meminjam sepeda saya,” paparnya.

Dalam berbagai event yang digelar Pemkot Denpasar, ia membidangi bidang publikasi dan konten kreator.

“Dalam Denpasar Festival Desember 2024 lalu kemarin ia masih terlibat. Dia yang mengonsep dan timnya yang ke lapangan. Karena saat itu kan dia sudah sakit,” paparnya.

Bagi Hendar, Rama merupakan sosok yang hebat dan penuh perjuangan, serta sangat aktif dalam berbagai kegiatan.

Saat sekolah, ia aktif dalam kegiatan jurnalistik hingga karya ilmiah bahkan ikut lomba hingga ke luar negeri.

“Dia banyak punya ide kreatif, selalu update. Sosoknya baik banget, bisa diajak diskusi oleh berbagai kalangan dari muda sampai tua. Humble,” paparnya.

Rama merupakan pemuda yang berasal dari Buleleng, dan lahir di Denpasar pada 7 Juli 2002 dan merupakan cucu dari almarhum I Made Suada, yang pernah menjadi Kepala SMP PGRI 3 Denpasar.

Dirinya bersekolah di SD Cipta Dharma Denpasar, melanjutkan ke SMP PGRI 3 Denpasar, dan SMA Negeri 3 Denpasar.

Saat ini, ia menjadi Staff Pengembang Sekolah di SMP PGRI 3 Denpasar.

Ia memiliki ketertarikan dalam dunia penelitian dengan penelitian pertamanya tentang pengolahan air limbah di Kampung Kodok, Tabanan, Bali, yang dipaparkannya dalam pertemuan konservasi air di Jepang pada 2018.

Beberapa penghargaan juga telah ia raih seperti Gold Medal Thailand Inventors Day, Thailand, 2019, Bronze Medal Water Is Life Conference, Japan, 2018, Honorable Mention On Originality and Creativity Research, Global Responsibility Conference, Barcelona, 2019.

Juga Hak Kekayaan Intelektual dengan judul Kombinasi Cangkang Kerang Darah (Anadara Granosa) Dengan Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Sebagai Biotulang Pengganti Pen.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved