Cuaca Bali
Awal Musim Kemarau di Bali Mulai Pertengahan Maret, BMKG Minta Waspadai Cuaca Ekstrem
Musim hujan di wilayah Bali masih berlangsung di beberapa wilayah, saat ini sebagian wilayah Bali akan memasuki musim peralihan dari musim hujan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Awal Musim Kemarau di Bali Mulai Pertengahan Maret, BMKG Minta Waspadai Cuaca Ekstrem
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Musim hujan di wilayah Bali masih berlangsung di beberapa wilayah, saat ini sebagian wilayah Bali akan memasuki musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Musim hujan dikatakan berakhir jika sudah masuk musim kemarau, di mana normalnya pada bulan April beberapa wilayah Bali sudah akan masuk musim kemarau.
Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem Selama Periode Idul Fitri 2025, Terutama di Pesisir dan Daerah Rawan Longsor
Potensi hujan ringan hingga sedang masih diprediksi akan terjadi, khususnya di wilayah Bali bagian tengah dan utara.
Secara grafik, curah hujan di beberapa wilayah sudah mulai memperlihatkan penurunan.
“Awal musim kemarau di Bali diprediksi paling cepat terjadi pada pertengahan hingga akhir Maret, yaitu di daerah Nusa Penida, kemudian yang paling akhir memasuki musim kemarau adalah wilayah Bali bagian tengah yaitu pada pertengahan bulan Mei,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Bali, Aminudin Al Roniri, Selasa 11 Maret 2025.
Baca juga: CUACA Ekstrem Sesuai Prediksi BMKG di Awal Tahun 2025, Pohon Tumbang di 29 Titik Selama 24 Jam
Ia menambahkan secara umum untuk awal musim kemarau tahun ini diprediksi normal, artinya hampir sebagian besar wilayah awal musim kemaraunya mirip dengan rata-rata 30 tahun.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2025 cenderung berbeda dimana tahun 2025 diprediksi merupakan tahun Normal (tidak ada fenomena El NINO / LA NINA yang terjadi).
Di mana tahun sebelumnya terjadi tahun EL NINO yang berdampak berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Bali.
Baca juga: Ramalan Cuaca Bali Hari Ini 11-12 Februari 2025, BMKG: Peringatan Dini Hujan Petir di 4 Kabupaten
“Yang perlu diwaspadai pada musim peralihan adalah potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras yang terjadi dengan waktu singkat dan tiba-tiba, yang dapat disertai angin kencang dan petir."
"Hal ini terjadi karena atmosfer sedang dalam fase dinamis, sehingga pertumbuhan awan-awan konfektif sangat berpotensi terjadi pada musim peralihan,” ungkap Aminudin.
Masyarakat diimbau agar selalu waspada khususnya saat terjadi hujan deras pada musim peralihan, hindari area-area terbuka seperti lapangan dan sawah saat terjadi hujan dan petir.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Bali Masih Berlangsung 3 Hari ke Depan, BMKG Keluarkan Imbauan Waspada
Untuk masyarakat petani diimbau agar memaksimalkan air irigasi, mempersiapkan embung dan tampungan air sehingga saat musim kemarau tidak kesulitan dalam pemenuhan air untuk pertaniannya.
“Seperti yang sudah disampaikan di atas bahwasannya potensi hujan dengan skala lokal dan bahkan cuaca ekstrem (dalam hal ini hujan lebat) masih berpotensi terjadi pada musim peralihan seperti saat ini, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Bali khususnya wilayah Bali bagian tengah dan utara,” paparnya.
Masyarakat diharapkan selalu mencari informasi terkait peringatan dini cuaca ekstrem pada kanal-kanal informasi resmi milik BMKG.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.