Nyepi 2025
Tempuh Waktu Hingga 12 Jam, Keluh Kesah STT di Badung Bawa ke Puspem Badung
Salah satu ST di Badung yang ditemui di Puspem Badung mengatakan bahwa tenda atau rigging yang digunakan belum maksimal.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Pelaksanaan lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Badung tahun 2025 mendapatkan kritikan dari masyarakat. Pasalnya pembawaan ogoh-ogoh terbaik dari zona 7 ke Puspem Badung penuh dengan tantangan.
Selain kepadatan lalulintas, proses perjalanan ogoh-ogoh juga dihadapkan dengan masalah kabel melintang, pepohonan, sehingga proses perjalanan memakan waktu cukup lama dan rentan rusak. Tidak hanya itu tenda yang digunakan untuk pajangan ogoh-ogoh juga dinilai kurang bagus
Salah satu ST di Badung yang ditemui di Puspem Badung mengatakan bahwa tenda atau rigging yang digunakan belum maksimal. Pasalnya jika ada angin kencang bisa saja roboh.
"Tiangnya tidak besar, jadi kayak hajatan bukan trmpat pemajangan ogoh-ogoh seperti di Denpasar," ujar salah satu ST yang enggan disebutkan namanya.
Baca juga: TEKAN Inflasi, Disperindag Gianyar Gelar Pasar Murah, Pastikan Sembako Jelang Nyepi & Idul Fitri
Baca juga: PETUGAS Temukan 5 Duktang Tak Urus Suket, Sisir Satu Per Satu Kos di Kecamatan Jembrana

Dia menilai, semua ini perlu dievaluasi, bahkan tempatnya juga tidak datar. "Ini tempatnya tidak datar, ini kan taman bukan lapangan, jadi tidak datar," bebernya
Sementara Ketua Listibiya Kecamatan Kita Selatan, Wayan Deddy Sumantra juga mengaku prihatin terhadap kondisi yang dihadapi para yowana dalam membawa ogoh-ogoh ke Puspem Badung. Selain kemacetan, proses pembawaan ogoh-ogoh juga dihadapkan dengan kondisi kabel yang semrawut dan pepohonan yang lebat pada jalur yang dilintasi.
"Kondisi tersebut tentu cukup menyakitkan, ditengah semangat para yowana berkreatifitas dan melestarikan tradisi. Mereka rata-rata berangkat sejak malam, sampainya pagi di Puspem. Itupun tidak semua sampainya pagi. Ini menjadi perjalanan yang sangat melelahkan bagi para yowana," ujarnya Kamis (13/3).
Semangat para yowana untuk mengikuti parade di Puspem Badung sangatlah tinggi. Selain dari sisi tenaga, mereka juga mengeluarkan biaya untuk proses pengangkutan ogoh-ogoh yang mencapai sekitar Rp50 juta untuk pulang-pergi. Sayangnya, kendala di lapangan membuat kondisi ogoh-ogoh ada yang patah.
"Ini harus dipersiapkan dengan matang mulai dari pengangkutan, pengawalan jalur yang dilalui serta bagaimana kesiapan tempat. Ogoh-ogoh ini kan menginap disana, tempatnya juga seyogyanya representatif bagi yowana yang disana," harapnya.
Keluhan para yowana juga mendapatkan respon dari Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta. Ia mengaku mendapatkan sejumlah keluhan dari Yowana Pecatu yang membawa ogoh-ogoh mereka ke Puspem Badung. Mereka mengeluh perjalanan membawa ogoh-ogoh ke Puspem cukup menguras waktu dan tenaga.
Untuk sampai di Puspem, para yowana menempuh waktu 12 jam dengan berbagai kendala yang dihadapi, seperti kemacetan, kabel melintang dan dahan pohon yang rendah.
"Mereka berangkat dari malam, sampainya jam 11 siang. Ini perjalanan yang melelahkan, kalau naik pesawat ini sampai di Jepang," terangnya.
Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi maksud dari pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di Puspem Badung. Segala keluhan yang muncul perlu direspon dengan pembenahan dan evaluasi penyelenggaraan ke depannya.
Baik dari kesiapan jalur rute dilalui, lokasi pelaksanaan maupun fasilitas yang diperlukan. Ia menyarankan agar pelaksanaan pawai dapat dilaksanakan di daerah tujuan wisata, sehingga hal itu menjadi daya tarik bagi kunjungan wisata yang secara otomatis menambah PAD.
"Kalau dilaksanakan di obyek wisata ini akan bagus karena sekaligus menjadi daya tarik wisata. Kalau di Puspem saya rasa terlalu eksklusif dan jauh bagi wisatawan. Yang terpenting jalur melintas menuju arena lomba ini harus disiapkan secara matang," imbuhnya. (gus)
NYEPI Adat Desa Geriana Kangin 10 Tahun Sekali, Upaya Menjaga Keseimbangan Manusia dan Semesta |
![]() |
---|
TETAP Layani Pasien Saat Libur Idul Fitri, Poliklinik RSD Mangusada Tetap Buka Saat Cuti Bersama |
![]() |
---|
TINDAKAN Intoleransi Saat Nyepi di Loloan Timur, Gubernur Koster Akan Temui MUI & Tokoh Muslim |
![]() |
---|
TEGAS! Usai Lebaran, Gubernur Koster Akan Temui MUI Bahas Pelanggaran Nyepi di Loloan Jembrana Bali |
![]() |
---|
TUAI Pujian Warga Bali & Warganet, Ogoh-ogoh Tulak Tunggul ST Sentana Luhur Tampaksiring Sampai Kini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.