Berita Klungkung
Atlet Aeromodeling dan Drone Race Klungkung Target Emas Porprov Bali, Genjot Latihan di Kawasan PKB
seluruh program latihan telah disesuaikan dengan regulasi kompetisi, termasuk ukuran pesawat, voltase baterai, dan konfigurasi sel.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Jelang Porprov Bali 2025, para atlet aeromodeling dan drone race dari Kabupaten Klungkung terus mematangkan persiapan.
Dengan target meraih medali emas, intensitas latihan ditingkatkan di dua lokasi strategis, yakni di area Pusat Kebudayaan Bali (PKB) Gunaksa dan kawasan Renon, Denpasar, Bali.
Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Klungkung, Made Arya Satya Negara mengatakan, program latihan kini difokuskan pada aspek teknis dan strategi perlombaan.
“Latihan kami intensifkan dua kali seminggu, dengan fokus pada kecepatan, presisi, dan penguasaan lintasan. Targetnya, 10 putaran bisa diselesaikan secepat mungkin,” jelas Arya, Minggu 6 April 2025.
Baca juga: Gus Surya Kembali Nahkodai Taekwondo Buleleng Bali 2025-2029, Persiapkan Atlet untuk Porprov
Arya menambahkan seluruh program latihan telah disesuaikan dengan regulasi kompetisi, termasuk ukuran pesawat, voltase baterai, dan konfigurasi sel.
Para atlet juga dituntut mampu menyetel pesawat sesuai karakteristik masing-masing unit yang digunakan.
Salah satu atlet senior, I Nengah Marina, membagikan pengalamannya selama 15 tahun terjun di dunia aeromodeling, lima tahun di antaranya sebagai atlet kompetitif.
Ia menegaskan pentingnya kecermatan dan konsistensi latihan untuk bisa bersaing di level provinsi.
“Setiap pesawat punya karakter unik. Jadi kita harus benar-benar paham cara menyetelnya agar sesuai regulasi dan performanya maksimal,” ungkap Marina.
Selain nomor aeromodeling, Klungkung juga menjadikan nomor drone racing dan pylon race sebagai andalan untuk mendulang emas.
Kedua nomor ini dikenal menantang karena lintasan yang kompleks dan memerlukan refleks tinggi dari para pilot.
“Tahun ini, kami targetkan emas di pylon race dan drone race,” ucap Arya dengan penuh optimisme.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Regenerasi atlet muda dinilai masih kurang optimal.
Arya berharap adanya perhatian lebih dari KONI Klungkung untuk memperkuat pembinaan usia dini.
“Kami butuh dukungan anggaran dan pembinaan dari KONI agar bisa mencetak lebih banyak atlet muda. Saat ini, jumlah atlet muda masih terbatas,” imbuhnya.
Sebagai catatan, aeromodeling elektrik yang dipertandingkan di Porprov tergolong teknis.
Banyak pesawat yang dirakit secara custom oleh atlet sendiri, termasuk jenis chuck glider dan modifikasi ‘alat’ yang disesuaikan dengan standar kompetisi. (mit)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.