KESEHATAN
Parkinson Mulai Diidap Anak Muda, RSUP Prof Ngoerah Bali Catatkan Tren Penderita Bertambah
Jika biasanya penyakit ini diderita masyarakat lanjut usia, kini trennya mulai sentuh anak-anak muda usia 28 tahun ke atas.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Penyakit parkinson merupakan penyakit gangguan pergerakan tubuh, dikarenakan adanya kerusakan pada area substantia nigra di otak.
Jika biasanya penyakit ini diderita masyarakat lanjut usia, kini trennya mulai sentuh anak-anak muda usia 28 tahun ke atas.
Hal tersebut diungkapkan, dr. Yeni Trisnawati, Koordinator Bali Parkinson Warriors (Baparwa) bertugas di RSUP Prof Ngoerah saat ditemui di peringatan Hari Parkinson Sedunia, Minggu 13 April 2025.
“Penyakit parkinson umumnya pada usia manula di atas 40 tahun, tetapi memang ada beberapa pasien yang usianya lebih muda. Terakhir saya dapatkan di RS Prof Ngoerah umur 28 tahun dan sudah mengalami gejala parkinson,” ucap dr. Yeni.
Baca juga: DEWAN Jembrana Minta Disetop Lebih Dulu, Izin Puluhan Toko Modern Berjejaring Belum Lengkap!
Baca juga: Maksimalkan CSR di Tengah Efisiensi Anggaran, Pemkab Klungkung Tambal Jalan Rusak, Memanfaatkan CSR
Lebih lanjut ia menjelaskan, penyebab parkinson masih ideopatik atau tidak ada penyebab yang jelas dan murni adanya penurunan produksi dopamin di dalam otak.
Namun terdapat kondisi-kondisi yang lebih memicu terjadinya gejala parkinson. Misalnya orang yang berkerja di tempat yang banyak mengandung zat kimia, seperti pestisida karena ada senyawa kimia sehingga rentan terkena gejala parkinson.
Contohnya seperti pekerja di pom bensin, petani hingga pekerja salon sebab sering bersentuhan langsung dengan obat-obatan untuk perawatan rambut yang banyak bahan kimia.
“Saya sempat ada juga pasien yang bekerja di meuble terus melakukan plitur kayu jadi terpapar secara kronis sehingga menimbulkan gejala parkinson usianya 35 tahun,” bebernya.
Biasanya pasien dengan gejala parkinson itu, terdapat perlambatan gerakan disertai tremor diikuti gangguan keseimbangan atau postural ability.
Parkinson pada usia muda dan usia lanjut prinsipnya sama, yakni adanya penurunan dopamin sehingga yang diberikan ke pasien obat-obatan peningkatan dopamin.
Gejalanya hampir mirip yang dibedakan hanya pemilihan obatnya saja, jika biasanya pada pasien lansia diberikan Levodopa sementara untuk pasien usia muda diberikan dopamin agonis.
Sebenarnya pasien dengan parkinson dianjurkan untuk beraktivitas seperti biasa dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari, atau bahkan pada pasien yang belum pensiun agar dapat tetap bekerja.
Aktivitas olahraga paling tidak dilakukan 30 menit setiap harinya, dan juga melakukan hobinya agar pasien terus bergerak.
Untuk makanan, pasien parkinson tidak ada pantangan seperti pasien diabetes yang penting pasien mengonsumsi makanan bergizi dan tidak mengandung zat kimia.
“Tren setiap tahun meningkat karena harapan hidup dan juga komunikasi informasi. Di pedesaan juga ada pasien banyak petani malah di pedesaan. Tidak ada kata sembuh di pasien parkinson jadi tetap dikontrol.
Pencegahan yang kita edukasi pada pasien kurangi zat kimia, hindari paparan zat kimia, ada beberapa literatur kopi atau cafein bisa cegah parkinson tapi dalam dosis tertentu tidak berlebihan,” sambungnya.
Serupa dengan dr. Yeni, Prof. Dewa Putu Gede Purwa Samatra selaku Koordinator Baparwa juga bertugas di RSUP Prof Ngoerah dan RSPTN Unud mengatakan pengobatan parkinson sudah ditanggung BPJS sehingga tidak usah khawatir.
“Tidak ada istilah putus minum obat karena gratis asal yang pasien rajin kontrol. Acara ini sekaligus mengingatkan bahwa pasien parkinson ini harus minum obat dan minum obat bukan akhir segalanya agar bisa kembali beraktivitas namun tidak sesempurna seperti sebelum parkinson,” ucap, Prof. Purwa.
Di Bali banyak rumah sakit sekunder faskes 2, biasanya pasien banyak berobat ke faskes 2. Kalau pasien sudah komplikasi motorik baru akhirnya masuk ke faskes 3 dan biasanya di RSUP Prof Ngoerah.
“Biasanya kami sudah menerima pasien yang sudah alami komplikasi motorik. Pengidap parkinson anggaplah di satu Rumah Sakit 100 pasien dikalikan diberapa RS tapi banyak yang belum diketahui karena tidak berobat. Gejalanya jalan semakin melambat, keseimbangan terganggung apalagi ada tremor,” tutupnya.
Acara hari ini dihadiri komunitas Bali Parkinson Warriors yang terdiri dari nakes, pasien dan masyarakat umum setiap tahunnya acara ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat.
1 Juta Warga Indonesia Setiap Tahun Berobat ke Luar Negeri, Kerjasama Prudential & BIH Gaet Potensi |
![]() |
---|
648 Warga Kehilangan Status Penerima Bantuan Iuran JKN di Klungkung, Ini Kata Kepala Dinas Sosial |
![]() |
---|
KASUS Diabetes Anak Naik! Selain AMDK Haruskah Juga Larang Kemasan Kecil Minuman Berperisa di Bali? |
![]() |
---|
BUKAN Vitamin? Makanan Pencegah Stunting Anak, IDAI Bali Dapat PR Edukasi Protein Hewani ke Orangtua |
![]() |
---|
OBAT Kuat Pria Ilegal Ditemukan! BPPOM Denpasar Sita 73 Obat Tradisional Ilegal, Berisi Bahan Kimia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.