Beria Denpasar

Komunitas Malu Dong Gelar HUT ke-16, 16 Tahun Berjuang Perangi Sampah

Kegiatan ini digelar pada Kamis, 17 April 2025 sore. Ketua Panitia HUT, Guntur Syah Alam, mengatakan rangakain HUT ini sudah digelar sejak lama.

TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Perayaan HUT ke-16 Komunitas Malu Dong di Dharmanegara Alaya 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Komunitas Malu Dong gelar peringatan HUT ke-16 di Gedung Dharmanegara Alaya.

Kegiatan ini digelar pada Kamis, 17 April 2025 sore. Ketua Panitia HUT, Guntur Syah Alam, mengatakan rangakain HUT ini sudah digelar sejak lama.

Termasuk kegiatan beach clean up dan juga pameran. "Jadi 16 tahun Malu Dong menangani sampah, ternyata masih belum selesai juga," paparnya.

Berbagai solusi pun telah ditawarkan Malu Dong namun masalah sampah tak kunjung tuntas. Kini pihaknya kasi solusi dengan menggunakan insenerator.

Baca juga: HABISKAN Rp3,1 Miliar di HUT Kota Gianyar, Mahayastra : Kualitas Pertunjukan di Atas Anggaran

Baca juga: KEAMANAN Wahana Permainan Anak Jadi Perhatian, Kapolres Jembrana Sambangi Warga Pergung Ingatkan Ini

Namun menurutnya, semua harus bergerak bersama."Insenerator untuk mengatasi residu. Kami punya TPSR. Abunya dijadikan asbak dan hiasan," katanya.

Menurutnya, untuk bisa mengatasi masalah sampah, yang harus dilakukan adalah bekerja bersama. Sebelumnya Komunitas Malu Dong dengan menggandeng seniman Bali, menggelar pameran bertajuk Nyampaht Bali.

Pameran ini merupakan rangkaian HUT ke-16 yang digelar 10 April sampai dengan 10 Mei 2025 di Hotel Sudamala Resort, Sanur.

Adapun pameran seni rupa ini bertajuk Seni untuk perubahan: Merayakan Keindahan Alam Bali. 

Ketua Komunitas Malu Dong, Komang Sudiarta alias Mang Bemo mengatakan pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu lingkungan, khususnya masalah polusi plastik yang semakin meningkat di Bali.

"Pameran istimewa ini merupakan hasil kolaborasi antara komunitas dan seniman lokal Bali,” katanya.

Ia menambahkan, pameran ini adalah ajakan untuk semua orang agar merenungkan hubungan manusia dengan dampak pada lingkungan. 

"Melalui ekspresi kreatif para seniman ini, kami berharap dapat menginspirasi perubahan dan mengajak orang-orang untuk bergabung dalam gerakan kepedulian terhadap pengurangan sampah plastik, serta melindungi keindahan alam pulau ini.

Dalam konteks ini, seni menjadi alat yang sangat kuat untuk meningkatkan kesadaran dan menciptakan dampak yang berkelanjutan," tambahnya.  Sebanyak 13 karya seniman lokal berbakat ditampilkan dalam pameran ini.

Antara lain, Uuk Paramahita, I Made Gunawan, Eni Astiarini, I Made Somadita, I Nyoman Loka Suara, Made Bayak, Ida Bagus Gde Surya Dharma, Jango Pramartha, Agus Kama Loedin, Made Kaek, Ni Way, Ni Luh Vonidewi, dan A.A. Putu Oka Astika.

Pameran ini mengundang para pecinta seni dan aktivis lingkungan untuk berkumpul, mengapresiasi keindahan Bali melalui mata seniman talenta lokal. 

"Dengan semangat kolektif, Malu Dong Komunitas mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan Bali dan mengurangi sampah demi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan," paparnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved