Panjat Tebing

Pertama Kali Ikut Ajang Internasional, Atlet Asal Gitgit Buleleng Sukses Rebut Medali Perunggu

Pertama kalinya ikut andil dalam ajang internasional, Kadek Adi Asih sukses menorehkan prestasi.

Istimewa
Medali perunggu - Kadek Adi Asih saat naik ke podium. Gadis 18 tahun asal Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini berhasil meraih medali perunggu pada ajang internasional pertamanya. 

Pertama Kali Ikut Ajang Internasional, Atlet Asal Gitgit Buleleng Sukses Rebut Medali Perunggu dari Atlet Korsel 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Pertama kalinya ikut andil dalam ajang internasional, Kadek Adi Asih sukses menorehkan prestasi.

Gadis asal Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini berhasil merebut medali perunggu mengalahkan lawannya asal Korea Selatan bernama Jeong Ji Min. 

Adi Asih diketahui turut serta dalam ajang IFSC Climbing World Cup 2025, di Peninsula, Nusa Dua, Badung.

Baca juga: DESAK Rita Cs Target Juara! 10 Atlet Indonesia Climbing World Cup Bali 2025, 241 Atlet di 32 Negara

Ia dijadwalkan melawan Jeong Ji Min pada pertandingan babak semifinal Sabtu (3/5/2025).

Hasilnya, Adi Asih berhasil mencatatkan waktu 7,27 detik sementara lawannya Jeong Ji Min, tertinggal di 9,00 detik. 

Keberhasilan Adi Asih meraih medali menjadi kejutan.

Mengingat gadis 18 tahun ini tergolong baru mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas), yakni pada 15 April 2025.

Baca juga: IFSC World Cup 2025 Di Bali, Ratusan Atlet Panjat Tebing Dari 29 Negara Akan Bersaing

Kedua orang tua Adi Asih yang ikut menonton pertandingan pun sempat tak percaya, anaknya berhasil meraih perunggu di ajang kelas dunia.

Ibu Adiasih, Luh Putu Sutarjani bahkan sempat lemas karena perasaan haru dan gembiranya. 

"Saya tidak bisa berkata-kata banyak. yang jelas sebagai orangtua kami bangga, gembira sampai gemetar menyaksikan perolehan medali Kadek," ucap Sutarjani.

Baca juga: IFSC World Cup Bali, Desak Rita dan Veddriq Terhenti di Perempat Final, Kadek Asih Raih Perunggu

Sementara Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid, mengatakan atlet-atlet yang diterjunkan saat ini putra-putri terbaik Indonesia.

Yenny bersyukur, Kadek Adi Asih bisa mengharumkan nama Indonesia dengan raihan medali perunggu. 
 
"Panjat tebing sebagai olahraga elit dunia bukan semata-mata skill saja. Ini juga butuh mental agar lebih sabar dan tidak buru- buru. Tetapi mereka tetap memberikan yang terbaik," jelas Yeni Wahid.

Baca juga: Dishub Bali Siapkan Bus TMD untuk Event IFSC Climbing World Cup Bali 2025 


 
Hal senada juga diungkapkan Ketua FPTI Bali, Putu Yudi Atmika.

Ia berharap ke depan agar lebih banyak lagi atlet muda Bali yang bisa menembus kejuaraan dunia.

Tak hanya itu, pihaknya juga mempunyai keinginan agar di usia 16 tahun, atlet-atlet muda khusunya panjat tebing asal Bali, sudah bisa merasakan kejuaraan dunia.

"Kita ingin anak-anak Bali bisa juara dunia di usia 15–16 tahun seperti atlet Jepang. Ke depan, kalau kita kembali jadi tuan rumah, kita ingin bisa kirim 4-5 atlet," harap Yudi.
 
Sementara itu, Ketua KONI Kabupaten Buleleng, Ketut Wiratmaja memberikan apresiasi atas sejarah yang dicetak oleh Kadek Adiasih.

Wiratmaja menilai, hasil pembinaan yang dilakukan oleh FPTI Provinsi Bali sukses mencetak atlet-atlet berkelas dunia.
 
"Ini bukti bahwa slogan kami ‘Small is Gold’ bukan sekadar kata-kata. Dua atlet dikirim, satu berhasil bawa pulang medali perunggu," terang Wiratmaja. (*)

 

Berita lainnya di Panjat Tebing

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved