Seputar Bali
17 Anak Jalanan Masuk Bali tanpa Identitas, Berbekal Nekat Malah Palak Pengunjung Minimarket
Sebanyak 17 anak-anak remaja di bawah umur berhasil masuk ke Bali tanpa membawa identitas dan hanya berbekal nekat.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebanyak 17 anak-anak remaja di bawah umur berhasil masuk ke Bali tanpa membawa identitas dan hanya berbekal nekat.
17 anak jalanan ini berhasil diciduk petugas usai melakukan pemalakan kepada pengunjung minimarket di wilayah Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali.
Anak-anak remaja ini diketahui berhasil masuk ke Bali via Pelabuhan Gilimanuk.
Karena perilakunya mengganggu ketertiban umum dengan cara memalak pengunjung toko dan warga sekitar, mereka kemudian dipulangkan ke Jawa via Pelabuhan Gilimanuk.
Baca juga: Kelulusan Identik dengan Kebut-kebutan dan Geber-geber di Jalan, Polisi di Klungkung Sita 19 Motor
Informasi lain menyebutkan, gerombolan anak jalanan ini sering melakukan perilaku yang sama di tengah kapal.
Menurut data yang berhasil diperoleh, total ada 17 orang anak jalanan tanpa identitas yang ditemukan masuk Bali.
Mereka yang mengaku berasal dari Surabaya, Jawa Timur ini di antaranya 13 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.
Usianya masih sekitar 15 tahun dan satu orang sudah 17 tahun.

Baca juga: Aturan Baru SPMB 2025/2026, Sekolah di Buleleng Dilarang Terima Peserta Didik Melebihi Daya Tampung
"Dari keseluruhan, hanya satu orang yang sudah 17 tahun. Sisanya rata-rata 15 tahunan," ungkap Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma saat dikonfirmasi, Minggu 11 Mei 2025.
Dia menjelaskan, sekelompok anak jalanan ini mengaku dari Surabaya, Jawa Timur, sengaja datang ke Bali.
Alasan mereka berbagai macam, mulai dari hanya melancong dan menghadiri sebuah acara.
Mereka kemudian menumpang truk hingga di Pelabuhan Gilimanuk.
Mereka lantas berjalan menyusuri jalan utama hendak menuju Denpasar.
Namun di perjalanan mereka justru melakukan hal yang mengganggu ketertiban umum masyarakat.
"Nggih sempat meminta uang (memalak) pengunjung toko dan juga warga sekitar," ungkapnya.
Baca juga: 66 Jutaan UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian Indonesia, Penting Paham Digitalisasi & Marketing!
Dengan laporan tersebut dan kebetulan petugas gabungan dari unsur Kelurahan, Polri dan TNI sedang patroli, mereka berhasil diamankan dan diberikan pembinaan, agar tidak mengganggu keamanan baik lalu lintas maupun pengunjung toko.
"Setelah diberikan pembinaan, mereka kemudian dikembalikan ke Jawa dengan dua kapal berbeda. Mereka juga dikawal hingga naik ke kapal untuk menjamin sampai ke Jawa," tegasnya.
Terpisah, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi menyebutkan, salah satu dari mereka mengaku bahwa perjalanan mereka dilakukan hanya modal nekat.
Mereka tak memiliki tujuan yang jelas dan tanpa dilengkapi dokumen identitas diri.
"Langkah ini menjadi salah satu wujud menjaga ketertiban umum, serta mencegah potensi gangguan keamanan di wilayah Gilimanuk, terutama kawasan pelabuhan yang menjadi pintu gerbang Bali bagian barat," tegasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.