Berita Bali
Rutin Gelar Gerai Baca, Frontier Bali Kritisi Pemerintah Karena Kurang Perhatian Pada Pendidikan
Sekjen Frontier-Bali, AA Gede Surya Sentana menuturkan, bahwa kegiatan Gerai Baca Frontier-Bali telah ada sebelum Covid-19 melanda.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Minggu 11 Mei 2025, Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (FRONTIER) Bali kembali adakan gerai baca buku gratis yang bertempat di Lapangan Niti Mandala Denpasar.
I Gusti Made Alit Permana Putra selaku Kepala Divisi Pendidikan dan Kaderisasi Frontier Bali menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan wujud kritis serta keprihatinan terhadap keadaan literasi generasi muda Bali saat ini.
Apalagi sebelumnya santer diberitakan di berbagai media bahwa ratusan siswa SMP di Buleleng dilaporkan tidak bisa membaca,
"Sungguh miris padahal Buleleng dikenal sebagai kota pendidikan," jelasnya.
Baca juga: RATUSAN Siswa SMP di Buleleng Akan di DO? Pendidikan Memprihatinkan Usai Ratusan Siswa Tak Bisa Baca
Lebih lanjut, Sekjen Frontier-Bali, AA Gede Surya Sentana menuturkan, bahwa kegiatan Gerai Baca Frontier-Bali telah ada sebelum Covid-19 melanda.
Dan hal itu sempat terhenti karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat.
Pasca Covid-19, Gerai Baca Frontier-Bali kembali aktif melakukan kegiatan melapak di berbagai tempat, seperti di Lapangan Puputan, Lapangan Niti Mandala, dan kampus-kampus yang ada di Bali.
"Kegiatan ini sudah ada sebelum viralnya berita ratusan siswa SMP di Buleleng tidak bisa membaca," tuturnya.
Pihaknya pun sadar jika sejak dulu minimnya minat membaca di Bali.
Minat baca yang kurang ini tentunya disebabkan dari berbagai faktor, baik karena akses buku yang mahal serta bobroknya sistem pendidikan dengan pergantian kurikulum di setiap pergantian kabinet.
Selain itu, peran pemerintah di Bali masih sangat kurang perhatian terhadap budaya literasi anak muda yang menyebabkan kejadian yang viral di Buleleng.
"Pemerintah harusnya fokus untuk membangun literasi, bukannya fokus membangun proyek-proyek perusak alam," paparnya.
Ia juga menuntut pemerintah mengambil langkah yang nyata guna menanggulangi krisis membaca di Bali, karena dengan membaca maka dapat meningkatkan pengetahuan anak bangsa demi kemajuan bangsa.
"Pemerintah Bali harus mencari formula, jangan sampai ada siswa yang tak bisa membaca di Bali," paparnya. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.