Berita Jembrana
Jalan Rabat Beton Pesisir Pebuahan Jembrana Hancur, Belasan KK Terdampak
Sebanyak 15 KK warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana terdampak akibat jalan rabat beton yang hancur.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Jalan Rabat Beton Pesisir Pebuahan Jembrana Hancur, Belasan KK Terdampak
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Sebanyak 15 KK warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana terdampak akibat jalan rabat beton yang hancur.
Jalan rabat beton yang berada di pesisir pantai ini hancur digempur ombak ganas sejak sepekan terakhir. BPBD Jembrana menyebutkan pesisir Gumi Makepung menjadi wilayah dengan potensi gelombang ekstrem dan abrasi karena berbatasan dengan laut.
Baca juga: Incar Kunci Nyantol dan Ibu-Ibu Bawa Tas, Pelaku Curanmor dan Jambret Tas Diamankan Polres Jembrana
Menurut informasi yang diperoleh, lokasi hancurnya jalan rabat beton tersebut berada di sebelah barat tanggul pengaman pantai atau revetment yang baru selesai dibangun pada tahun 2024 lalu.
Sedikitnya ada sekitar 5 meter rabat beton yang hancur.
Dampaknya, warga terpaksa memanfaatkan halaman rumah warga untuk akses jalan motor dan pejalan kaki.
Baca juga: BMKG Imbau Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Bali, Fenomena Hujan Deras Tiba-tiba
"Sudah sekitar sepekan terakhir (ombak ganas). Hingga akhirnya jalan rabatan beton tersebut hancur."
"Lokasinya tak jauh dari bangunan pengaman pantai yang baru selesai tahun lalu," kata Kelian Banjar Pebuahan, Kanzan, Selasa 13 Mei 2025.
Menurutnya, kerusakan jalan tersebut tidak sampai membuat warga terisolasi.
Sebab, akses jalan nelayan tersebut terbatas untuk membawa hasil tangkapan ikan karena hanya bisa menggunakan motor.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Bali 23-26 Desember 2024, BMKG: Peringatan Dini Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter
Terpisah, Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengakui telah meminta Tim reaksi cepat untuk melakukan asesmen.
Hal ini untuk melihat secara langsung kondisi jalan rabat beton yang rusak tersebut.
Menurutnya, pesisir Jembrana menjadi salah satu wilayah yang potensi ancaman bencana dari gelombang tinggi dan abrasi.
Sebab, semua pesisir di semua kecamatan yang ada berbatasan langsung dengan laut.
"Secara umum Kabupaten Jembrana memiliki dominan kelas risiko tinggi untuk bencana gelombang ekstrim dan abrasi," ungkapnya.
"Petugas kita minta kesana untuk assessment," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Abrasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.