Blackout di Bali
DPRD Bali Panggil PLN UID Bali Bahas Blackout dan Mandiri Energi
Sudah ada rencana dari Gubernur Bali bersama PLN ketersediaan listrik di Bali dengan energi baru terbarukan (EBT).
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – DPRD Bali Komisi Dua dan Tiga panggil Perusahaan Listrik Negara (PLN) UID Bali, Senin 19 Mei 2025.
Pemanggilan ini buntut dari terjadinya blackout beberapa waktu lalu di Bali.
Terjadinya blackout tempo lalu memberikan kerugian material masyarakat dan juga perusahaan terlebih juga Bali sebagai destinasi pariwisata.
Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nyoman Suyasa, menyesali kenapa tidak ada antisipasi sejak awal dari PLN alternatif dari adanya gangguan, sehingga menyebabkan padamnya listrik di Bali.
Baca juga: BUNTUT Blackout, DPRD Bali Minta Tanggungjawab PLN Atas Kerugian Masyarakat
“Apa yang menyebabkan terjadi blackout itu, kenapa tidak terjadi antisipasi lebih awal kan begitu. Itu tadi sudah disampaikan bahwa ada gangguan kabel bawah laut itu ya. Itu sudah clear,” ucap Suyasa didampingi Senior Manager Distribusi PLN Bali Putu Eka Astawa.
Lebih lanjutnya Suyasa sebagai Ketua Komisi III mendorong kemandirian energi.
Sudah ada rencana dari Gubernur Bali bersama PLN ketersediaan listrik di Bali dengan energi baru terbarukan (EBT).
“Dan saya kami mengharapkan supaya rencana-rencana itu agar segera terealisasilah. Kan ini sudah dari 5 tahun rencana ini,” imbuhnya.
Suyasa menyatakan, blackout sangat memengaruhi citra Bali. Sebab, Bali ternyata belum siap kemandirian energi.
Kurangnya kelistrikan di Bali menjadi kekhawatiran para dewan.
Potensi energi baru terbarukan di Bali, kata Suyasa, ada panas bumi, gas PLTS atap.
Kendati sumber gas di Bali kurang, namun katanya hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR).
“Gas memang tidak tersedia Bali dari luar. Perlu dipikirkan bahan baku dari Bali,” bebernya.
Dalam waktu dekat jangka pendek ini total sumber listrik Bali 280 megawatt untuk tahun 2025.
Senior Manager PLN Bali, Putu Eka menjelaskan berdasarkan kajian pertumbuhan beban 2025 reserve margin adalah 15 persen lebih.
Dalam sistem kelistrikan yang aman sekitar 25 persen ke atas.
”Makanya tahun 2025 kami membangun tambahan 280 MW sudah beroperasi 60 MW di bulan Maret. Juni jadi 110 MW. Nanti November beroperasi 280 MW ini reserve margin bertambah,” ucap, Astawa.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.