bisnis
Rupiah Konsisten Menguat! JISDOR Ditutup di Level Rp 16.289, Terdorong Sentimen Global dan Domestik
Rupiah unjuk gigi dengan penguatan konsisten selama lima hari perdagangan berturut-turut dalam sepekan.
Sementara itu, mata uang Jepang mendapat dorongan sebelumnya dari data yang menunjukkan inflasi inti Jepang meningkat pada laju tahunan tercepatnya dalam lebih dari dua tahun pada bulan April, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi pada akhir tahun dari Bank Jepang.
Data tersebut menggarisbawahi dilema yang dihadapi Bank Jepang, yang harus bergulat dengan tekanan harga dari inflasi pangan yang terus-menerus serta hambatan ekonomi dari tarif Trump.
Obligasi pemerintah Jepang superpanjang juga telah mencapai rekor tertinggi minggu ini, meskipun imbal hasilnya turun pada hari Jumat.
Setelah Moody's minggu lalu menurunkan peringkat utang AS, perhatian investor telah terfokus pada tumpukan utang negara sebesar US$36 triliun dan tagihan pajak Trump, yang dapat menambah triliunan dolar lagi.
RUU terkait pajak baru saja lolos tipis di DPR AS yang dikuasai oleh Partai Republik dan sekarang menuju Senat untuk dibahas lebih lanjut. Pembahasan ini mungkin akan menjadi perdebatan selama berminggu-minggu dan memberikan sentimen negatif bagi investor dalam jangka pendek.
Sterling menguat 0,9% terhadap dolar menjadi $1,3533 setelah sebelumnya naik ke level tertinggi lebih dari tiga tahun. Untuk minggu ini, pound naik 1%, membukukan kenaikan mingguan terbesarnya dalam lima minggu.
Mata uang euro naik 0,5% ke level US$ 1,1338 pada Jumat (23/5) dan diperkirakan menguat 1% secara mingguan setelah empat pekan berturut-turut melemah. Euro mencatat penguatan 9% sepanjang 2025, menjadi salah satu mata uang yang diuntungkan dari gejolak tarif dagang serta aksi jual dolar oleh investor yang mencari instrumen lebih aman. (kontan)
Ekonomi Domestik Cenderung Positif
Untuk perdagangan pekan ini, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan sentimen utama yang perlu diperhatikan untuk memantau pergerakan rupiah utamanya masih dari situasi global, soal tekanan kekhawatiran investor terhadap ekonomi fiskal AS.
Katanya, investor masih menanti data penting pengeluaran konsumen (PCE) untuk mengukur inflasi AS. Sementara dari sisi domestik, Lukman mengatakan tak ada data penting yang perlu dicermati.
Sejalan, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga menilai kondisi ekonomi domestik masih cenderung positif. Catatan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada bulan Apri masih tumbuh 5,2% secara tahunan, meski pertumbuhannya lebih kecil dari bulan Maret lalu di level 6,1%.
Kemudian, lanjut Ibrahim, penyaluran kredit pada April 2025 juga tumbuh 8,5% secara tahunan, melanjuti pertumbuhan 8,7% secara tahunan pada bulan sebelumnya.
Dengan itu, Ibrahim yakin rupiah akan cenderung menguat, meski pergerakannya selama perdagangan pekan depan masih akan fluktuatif di rentang Rp 16.140 – Rp 16.220 per saham. Sejalan, Lukman juga bilang dolar AS masih berpotensi melemah dan membuka ruang penguatan rupiah dalam rentang Rp 16.150 – Rp 16.250 per saham. (kontan)
Harga Daging Ayam dan Bawang Merah Mulai Naik di Bali, Dampak Cuaca dan Kenaikan Biaya Pengiriman |
![]() |
---|
BI-Fast Tumbuh 42,87 Persen, Transaksi via BI Fast Makin Mengembang di Kuartal-II 2025 |
![]() |
---|
FIFGROUP Perluas Transformasi Digital, Luncurkan Aplikasi FIFGO |
![]() |
---|
Bumilangit Entertainment Kembangkan Intellectual Property Industri Kreatif Lokal |
![]() |
---|
Kuncoro: Tujuan Utama Penghargaan Meningkatkan Kesadaran di Semua Lini Masyarakat Akan Jamsostek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.