Berita Bali
Kebutuhan Listrik Meningkat, Terminal LNG Sidakarya Jadi Tonggak Program Energi Bersih di Bali
Kebutuhan Listrik Meningkat, Terminal LNG Sidakarya Jadi Tonggak Program Energi Bersih di Bali
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tak hanya aspek teknis, proyek ini juga dirancang untuk membawa manfaat sosial-ekonomi.
Material hasil pengerukan bisa digunakan untuk memperbaiki garis pantai dan mencegah abrasi.
Serta dikembangkan menjadi kawasan wisata mangrove dan dermaga wisata.
“Ini bisa mendukung pariwisata bahari ke Nusa Penida yang selama ini hanya terfokus di Sanur,” beber Dicky.
Sebagai solusi terhadap kepadatan penyeberangan Sanur yang mencapai 7.000 penumpang per hari, bakal dibangun terminal baru di Serangan dan Mertasari (Muntig Siokan), bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar.
Terkait legalitas, Dicky memastikan bahwa seluruh dokumen perizinan, termasuk Amdal, telah memasuki tahap finalisasi.
“Kami telah menjalani studi menyeluruh, konsultasi publik, dan menandatangani pra-kerja sama dengan desa-desa terdampak seperti Serangan, Sidakarya, Sesetan, dan Sanur (Intaran), melalui forum Sekar Tanur," ucap dia.
"Proyek ini melibatkan masyarakat secara aktif serta belum pernah ada proyek energi lain yang melibatkan sebanyak ini pemangku kepentingan,” tegasnya.
BUMD provinsi dan kota juga dilibatkan sebagai bagian dari model pengelolaan yang terintegrasi dari desain hingga operasional.
Ditekankan dia, bahwa proyek ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
“Bali akan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mencapai Net Zero Emission pada 2040. Dunia akan melihat Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tapi juga sebagai ikon kepedulian terhadap lingkungan," kata Dicky.
Dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat, baik dari sisi ekonomi, kesehatan, maupun kualitas hidup,” pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.