Berita Buleleng

Pendampingan Belajar Baca-Tulis Siswa SMP Tetap Dilaksanakan Pada Libur Sekolah di Buleleng Bali

Pemkab Buleleng telah melakukan tes psikologi pada 375 siswa SMP yang terindikasi belum bisa membaca dan menulis. 

Tribun Bali/ Muhammad Fredey Mercury
Pendampingan - Relawan Undiksha saat melakukan pendampingan belajar di SMPN 2 Buleleng. Kamis (5/6/2025). Pendampingan Belajar Baca-Tulis Siswa SMP Tetap Dilaksanakan Pada Libur Sekolah di Buleleng Bali 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pendampingan belajar pada siswa SMP akan tetap berjalan pada libur sekolah. 

Upaya ini untuk mempercepat pengentasan masalah siswa yang belum lancar baca-tulis.

Diketahui, libur sekolah akan dimulai pada 16 Juni. Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Ida Bagus Surya Bharata mengaku pihaknya telah melakukan koordinasi dengan satuan pendidikan, agar pendampingan belajar tetap dilaksanakan pada libur sekolah.

"Jika orang tua siswa berkenan anaknya ikut pendampingan lagi, mereka akan didampingi khusus selama liburan ini. Baik oleh mahasiswa ataupun bapak/ibu guru," katanya, Kamis 5 Juni 2025.

Baca juga: Berkaca Siswa SMP Belum Lancar Baca, WR 1 Undiksha Inisiasi Pendampingan Belajar di Tingkat SD

Kata Surya Bharata, pendampingan nantinya bertempat di sekolah. Sebab walaupun liburan, bapak/ibu guru tetap hadir ke sekolah untuk melaksanakan tugas peningkatan kompetensi guru. 

Sebelumnya, Pemkab Buleleng telah melakukan tes psikologi pada 375 siswa SMP yang terindikasi belum bisa membaca dan menulis. 

Hasilnya, 85 persen siswa mengalami keterlambatan dalam proses belajar. 

Pihaknya pun bersyukur atas peran serta dari dosen maupun mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha yang turut menyikapi masalah ini. Bahkan sudah melakukan pendampingan belajar secara intensif sejak sebulan terakhir.

"Hasilnya dengan pendampingan selama kurang lebih sebulan ini, sudah menunjukkan hal signifikan. Tentu kami harap bisa dilanjutkan dari Undiksha," ucapnya. 

Dikatakan pula, pihaknya akan segera menyampaikan rekomendasi hasil tes psikologi ke sekolah dan orang tua, khususnya terhadap siswa yang perlu pendampingan khusus. 

Apakah perlu melanjutkan proses belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) ataukah dilakukan pendampingan melalui sekolah inklusif. 

"Ini sedang kita petakan karena keterbatasan guru pendamping khusus di Buleleng kemudian keterbatasan akses yang kita miliki dari sekolah inklusif itu sendiri," ujarnya. 

Untuk siswa yang perlu masuk ke SLB, imbuhnya, sesuai rekomendasi dari psikolog, khusus untuk siswa yang membutuhkan pendidikan khusus. 

Namun keputusan belajar di SLB akan dikembalikan  pada orang tua. 

"Karena tergantung pada kondisi dan kesiapan orang tua untuk mengantar jemput anaknya. Sebab kita tahu layanan SLB yang kita miliki dari provinsi ada 2 di Singaraja. Kalau yang dari daerah jauh mungkin akan sedikit terkendala," katanya. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved