Demam Berdarah di Bali
RATUSAN Warga Bangli Terpapar DBD, Dinkes Lakukan Fogging Sebagai Langkah Antisipasi
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma, Rabu 11 Juni 2025 membenarkan hal tersebut.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini di Kabupaten Bangli, Bali menyebabkan nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak di genangan air yang sulit dijamah warga.
Hal tersebut juga yang memicu jentik nyamuk tersebut berkembang sangat pesat. Tak ayal, saat ini jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bangli tergolong tinggi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bangli, dari bulan Januari hingga Mei 2025 tercatat sebanyak 255 kasus. Namun kasus DBD ini bukan hanya bersumber dari gigitan nyamuk, tetapi juga akibat virus.
Baca juga: USAI Adanya Tahanan Tewas karena Sakit, Polsek Kuta Selatan Lakukan Pemeriksaan Rutan Demi Keamanan
Baca juga: SIDAK Pembangunan Resort di Tibubeneng, Kuta Utara, Dewan Badung Minta Investor Lengkapi Izin Dulu
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma, Rabu 11 Juni 2025 membenarkan hal tersebut.
Dia mengatakan, bahwa kasus DBD tersebar di empat kecamatan, namun terbanyak terjadi di Kecamatan Bangli. "Kasus DBD muncul karena di Bali semua daerah masuk endemis DBD," ujar Sudarma.
Sudarma menyebutkan, masyarakat terjangkit DBD tak hanya mereka yang tinggal di Bangli. Tetapi, banyak pasien DBD adalah mereka yang bekerja di luar Bangli, seperti Badung, Gianyar, dan Denpasar.
"Masyarakat yang bekerja di luar Bangli juga menjadi faktor penyebab penyebaran kasus. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu juga mempercepat proses indukan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan jenis nyamuk kosmopolitan yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah," ujarnya.
Untuk menekan lonjakan kasus DBD, Dinas Kesehatan Bangli telah melakukan berbagai upaya, seperti kegiatan fogging dan pembersihan lingkungan agar tidak ada tempat perindukan nyamuk.
"Untuk memutus penularan juga dilakukan aktivitas fogging dan pada tahun ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran fogging sebesar Rp 180 juta," jelas Sudarma.
Selain itu, Dinas Kesehatan Bangli juga intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap memelihara kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal dan menjaga imunitas diri agar tetap sehat.
"Kita berharap masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah DBD," ujarnya.
Sudarma bersyukur, meski terdapat ratusan kasus, namun sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Pemerintah Kabupaten Bangli berharap dengan upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan, kasus DBD dapat ditekan dan tidak menjadi masalah kesehatan yang serius di masyarakat. (*)
Hingga Mei Capai 1.398 Kasus DBD, Pemkab Gianyar Instensifkan Fogging di Sejumlah Kawasan |
![]() |
---|
Sempat Melonjak, Kasus DBD Mulai Melandai, Sepanjang Lima Bulan Terakhir, 5 Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
7 Orang Meninggal Akibat DBD, Dinkes Bali Sarankan Vaksin Berbayar |
![]() |
---|
Februari Sentuh 200 Kasus DBD, Kasus DBD Melonjak di Karangasem, Januari Tercatat 125 Kasus |
![]() |
---|
Melonjak 100 Persen Lebih, Badung Jadi Kabupaten dengan Jumlah Kasus DBD Tertinggi Kedua di Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.