Demam Berdarah di Bali
3 Korban Meninggal, DBD di Gianyar Sentuh Angka 1.640 Kasus, Tahun Lalu Tertinggi di Bali
Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang menjadi ancaman serius di Gianyar, Bali. Sejak Januari hingga pertengahan Juli 2025, tercatat sebanyak 1.640
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
3 Korban Meninggal, DBD di Gianyar Sentuh Angka 1.640 Kasus, Tahun Lalu Tertinggi di Bali
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang menjadi ancaman serius di Gianyar, Bali.
Sejak Januari hingga pertengahan Juli 2025, tercatat sebanyak 1.640 kasus DBD, dengan tiga kasus berakhir dengan kematian.
Data dari Dinas Kesehatan Gianyar menunjukkan bahwa kasus DBD terpantau cukup fluktuatif sejak awal tahun, dengan angka tertinggi terjadi pada April dengan 331 kasus.
Berdasarkan catatan Tribun Bali, kasus DBD di Kabupaten Gianyar selalu tinggi setiap tahun.
Baca juga: RSUD Wangaya Denpasar Bali Rawat 636 Pasien DBD Selama 2025, Satu Orang Meninggal
Bahkan di tahun 2024 lalu, Kabupaten Gianyar menempati urutan pertama kasus DBD tertinggi di Bali, yaitu sebanyak 4.476 kasus, kemudian dilanjutkan dengan Kabupaten Badung dengan total 2.407 kasus dan Kabupaten Buleleng 1.887 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, Selasa 22 Juli 2025 mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian seperti penyelidikan epidemiologi, pengadaan larvasida, fogging fokus, promosi kesehatan, serta edukasi masyarakat untuk PSN berkelanjutan.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk ikut mengawasi wilayahnya dari serangan penyakit DBD.
Baca juga: 82 Kasus DBD Ditemukan di Jembrana, Tren Jauh Menurun Dibandingkan Tahun Lalu
"Masyarakat yang wilayahnya terdapat kasus DBD juga diminta untuk melakukan pengawasan intensif dan koordinasi aktif dengan Puskesmas," ujar Ariyuni.
Ariyuni mengungkapkan bahwa DBD disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Gejala umum DBD meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, mual, muntah, hingga ruam kemerahan pada kulit.
Pasien juga bisa memasuki fase kritis 1-2 hari setelah demam turun, yang justru menjadi masa paling berbahaya karena adanya risiko kebocoran plasma, penurunan trombosit, dan perdarahan hebat.
Baca juga: Sempat Melonjak, Kasus DBD Mulai Melandai, Sepanjang Lima Bulan Terakhir, 5 Orang Meninggal Dunia
"Masyarakat yang mengalami gejala DBD diimbau segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk penanganan dini," ujar Ariyuni.
Untuk mencegah penyebaran DBD, Pemkab Gianyar telah menerbitkan Surat Edaran Sekretaris Daerah tentang Gerakan Pencegahan dan Antisipasi Lonjakan Kasus DBD.
Melalui surat edaran ini, Perbekel dan Lurah se-Kabupaten Gianyar diminta meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan pola 3M Plus.
Langkah 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk.
Upaya ini dilengkapi dengan memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat kasa, dan menaburkan bubuk larvasida. (*)
Berita lainnya Demam Berdarah Dengue
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.