Demam Berdarah di Bali

Sempat Melonjak, Kasus DBD Mulai Melandai, Sepanjang Lima Bulan Terakhir, 5 Orang Meninggal Dunia

Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yang mencatat total 862 kasus dari Januari hingga Mei 2024.

ISTIMEWA/PIXABAY
ILUSTRSI - Dari data yang disampaikan Dinas Kesehatan juga menunjukkan ada 5 orang meninggal dunia akibat DBD selama periode Januari hingga Mei 2025. Faktor cuaca juga menjadi penyebab penting dalam peningkatan kasus ini.  

TRIBUN-BALI.COM – Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada awal tahun 2025. Hingga tanggal 25 Mei 2025, tercatat sebanyak 1024 kasus DBD di seluruh wilayah Kota Denpasar.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yang mencatat total 862 kasus dari Januari hingga Mei 2024. Namun di bulan Mei 2025 ini kasus mulai mengalami penurunan.

“Kasus DBD di awal tahun ini memang tinggi, terutama pada bulan Januari dan Februari, namun di bulan Mei sudah mengalami penurunan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, AA Ayu Agung Candrawati, saat diwawancarai Kamis, (29/5).

Baca juga: AJUKAN Proprosal Pembangunan Rumah Singgah, Sutjidra Manfaatkan Hadirnya Sekjen Kemensos di Buleleng

Baca juga: Ibadah Berlangsung Kondusif, Perayaan Kenaikan Yesus Kristus di Ubud Aman dan Tertib

Untuk Januari 2025 tercatat 167 kasus, lalu Februari melonjak tajam menjadi 316 kasus. Pada bulan Maret 2025 tercatat 243 kasus, menurun dibandingkan Februari. Untuk April dan Mei tahun ini masing-masing tercatat 202 dan 96 kasus hingga 25 Mei.

Dari data yang disampaikan Dinas Kesehatan juga menunjukkan ada 5 orang meninggal dunia akibat DBD selama periode Januari hingga Mei 2025. Faktor cuaca juga menjadi penyebab penting dalam peningkatan kasus ini. 

“Musim hujan yang dimulai lebih awal sejak Oktober 2024 membuat penyebaran nyamuk aedes aegypti lebih cepat, sehingga kasus DBD mulai meningkat sejak Januari 2025,” jelas Candrawati.

Selain itu, masih ada kendala dalam penanganan, salah satunya kurangnya kesadaran masyarakat mengenali gejala awal DBD sehingga pasien sering datang terlambat ke fasilitas kesehatan.

Sebagai upaya pencegahan, Dinas Kesehatan melakukan berbagai langkah strategis seperti penyuluhan, edukasi, penyelidikan epidemiologi, pengaktifan Pokjanal DBD di tingkat desa dan kelurahan, serta fogging massal Ultra Low Volume (ULV) di jalan-jalan kota yang sudah dimulai sejak awal April 2025.

“Kami ajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, mengenali gejala DBD, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran Jumantik Mandiri di setiap rumah tangga agar kasus DBD dapat ditekan dan angka kematian bisa diminimalkan,” katanya. (sup)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved