Berita Nasional
Ekonomi Para Pensiunan di Indonesia Terus Diberdayakan, Obligasi Ditargetkan Capai Rp 3 Triliun
peningkatan kontribusi produk unggulan seperti produk usaha rakyat KUR dan auto loan sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemberdayaan ekonomi para pensiunan di Indonesia terus didorong dengan penerbitan obligasi yang ditargetkan menyentuh dana Rp 3 triliun.
Direktur Bisnis Bank Mandiri Taspen, Maswar Purnama mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam memastikan keberlanjutan layanan keuangan bagi para pensiunan melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II.
“Seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini akan digunakan sepenuhnya untuk membiayai pertumbuhan kredit pensiun,” ungkap Maswar dalam keterangan yang diterima pada Jumat 13 Juni 2025.
Penerbitan obligasi ini untuk pengembangan wirausaha pensiunan serta mewujudkan visi sebagai Bank Pensiun nomor satu di Indonesia.
Baca juga: Terlibat Pungli, Calon PPPK Disdikpora Buleleng Diberhentikan, Modus Bantu Pencairan Dana Pensiun
Dijelaskan, pada tahun 2025, Bank Mandiri Taspen menargetkan pertumbuhan sebesar 11,6 persen yang tumbuh positif Rp 5,4 trilliun secara year on year dengan nilai penyaluran kredit mencapai Rp 51,6 triliun.
Menurutnya dalam menjaga pertumbuhan kredit yang sehat dan berkelanjutan, strategi terukur diterapkan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga likuiditas kredit tetap terkendali.
Adapun beberapa inisiatif utama dilakukan antara lain, pertama, optimalisasi basis nasabah eksisting, khususnya daftar pembayaran manfaat pensiunan atau dapem non loan yang telah memiliki hubungan aktif dengan bank,
Kedua, peningkatan kontribusi produk unggulan seperti produk usaha rakyat KUR dan auto loan sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio.
Ketiga, penguatan strategi baik dengan PT Taspen untuk perluasan akuisisi rekening pensiunan maupun dengan bank mandiri dalam menjangkau nasabah payroll yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 3 tahun ke depan.
Keempat, penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit melalui proses verifikasi kesehatan yang ketat dan evaluasi berkala berdasarkan profil risiko nasabah khususnya segmen pensiunan.
Kelima, monitoring aktif terhadap nasabah non performer sebagai bagian dari penguatan dari manajemen risiko dan upaya menjaga NPL tetap terkendali.
“Dengan berbagai strategi tersebut, bank meyakini bahwa aspirasi pertumbuhan kredit yang ditargetkan dapat dicapai secara terukur dengan tetap menjaga kualitas aset dan mendukung kinerja keuangan,” jelasnya.
Direktur Finance, Risk, and Operations Bank Mandiri Taspen, Putu Apriyanto menambahkan, bahwa dana obligasi ini digunakan untuk perbaikan struktur pendanaan, dengan mengurangi cost of fund.
Harapannya dengan cost of fund yang jauh lebih baik secara blended seperti itu meningkatkan kompetitif dalam melakukan penetrasi pasar khususnya di sektor pensiunan.
Terkait ekspansi kredit, saat ini ada Bank Mandiri Taspen memiliki 565 ribu nasabah pensiunan namun yang baru terkonversi secara kredit hanya 300 ribuan, masih ada sekitar 265 ribuan yang potensial dikonversi menjadi kredit.
“Setelah kita cuci secara RAC, itu masih ada sekitar 200-an ribu, dengan loan size kita rata-rata 150 juta maka, jumlah potensial kredit yang bisa kita ekspansi di sektor segmen pensiunan kurang lebih 200-an ribu nasabah pensiunan yang ada saat ini, di kali dengan Rp 150 juta, atau kurang lebih hampir Rp 3 triliunan,” jelasnya.
“Yang sudah jadi nasabah di tempat kami kurang lebih 300 ribu, itu juga potensial untuk dilakukan top up, potensi top up di nasabah yang eligible itu kurang lebih ada Rp 8 triliun sampai dengan Rp 9 triliun, dari 300-an ribu eksisting debitur,” lanjutnya.
Dia menambahkan, saat ini jumlah pegawai di Indonesia ada sekitar 3,4 juta dan dari angka itu, 120 sampai dengan 130 ribu akan pensiun setiap tahun.
“Setiap tahunnya menerima 90 sampai 100 ribu pensiunan dari Taspen. Setiap tahunnya ada 50 ribu calon debitur yang bisa kita akuisisi,” ujarnya.
Putu juga mengungkapkan strategi meningkatkan probabilitas ke depan.
Menurut dia, ada tiga hal yang dilakukan, pertama akan memastikan net interest margin melalui penerapan smart pricing pada penyaluran kredit secara selektif per wilayah, dan juga prioritas bisnis,
Disisi pendanaan, juga fokus pada perbaikan struktur dana dengan mendorong akuisisi dana ritel yang memiliki cost of fund yang rendah serta pengelolaan dana wholesale funding yang lebih terukur dengan fokus pada pertumbuhan jumlah nasabah.
“Kekuatan kami adalah kami anak usaha dua BUMN besar, Bank Mandiri dengan ekosistem bisnis yang sangat besar dengan nasabah dari segmen korporate, komersial, small consumer, dan mikro," bebernya.
"PT Taspen yang memang spesifik fokus memberikan layanan kepada nasabah pensiunan sehingga dengan base yang kuat itu kita optimis bisa mengakselerasi di bisnis landing dan kita juga bisa optimis bisa memperbaiki struktur pendanaan sehingga kita bisa memastikan net income yang akan kita dapat kan juga semakin meningkat,” jabar dia.
Lanjut Putu, hal kedua yang akan dilakukan adalah dengan berupaya mendorong transaksional banking yaitu dengan memanfaatkan pertumbuhan Fee Base Income yang cukup baik dengan mendorong Fee Base Income yang sifatnya recuring melalui optimalisasi dari chanel digital Movin.
“Kami juga melakukan perluasan kemitraan untuk optimalisasi customer base pensiunan sebagai source revenue bank dan juga mulai mengembangkan capabilitas baru yaitu per tahun ini tepatnya di bulan Maret kita sudah bisa melakukan trading yang diharapkan menjadi sumber fee base income yang cukup baik buat bank mantap,” ungkapnya.
Terakhir, pihaknya tetap berusaha untuk efisien secara berkelanjutan selalu melakukan evaluasi terhadap proses bisnis yang ada disertai dengan penyempurnaan proses menjadi lebih sederhana, efisien cepat dan akurat.
Sebagai bagian dari efisiensi bank juga melakukan sinergi dengan induk Bank Mandiri, untuk melakukan optimalisasi dari sisi operasional melalui pemanfaatan layanan yang sudah dimiliki Bank Mandiri baik itu free maupun cost sharing.
Direktur Capital Markets Mandiri Sekuritas, Silva Halim mengatakan, pada tahap pertama, obligasi senilai Rp 1,5 triliun akan diterbitkan pada Juli 2025.
Tahap berikutnya, dengan nilai yang sama yakni Rp 1,5 triliun, direncanakan terbit pada April 2026.
“Obligasi ini akan diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A dengan tenor tiga tahun dan indikasi kupon 6,30 persen hingga 7,00 persen," tutur dia.
"Sementara, Seri B dengan tenor lima tahun dan indikasi kupon 6,40 persen hingga 7,10 persen,” sambungnya.
Adapun Tahapan penerbitan dimulai dengan periode bookbuilding pada 11–18 Juni 2025.
Masa penawaran umum obligasi PUB II Tahap I akan berlangsung pada 1 Juli 2025, dengan penjatahan pada 2 Juli dan penyelesaian pembayaran dari investor pada 3 Juli 2025.
Distribusi obligasi 4 Juli, dan pencatatan di BEI pada 7 Juli 2025. (*)
Kumpulan Artikel Nasional

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.