"Tadah Uwuk" Simbol Penyucian Diri dari Klungkung di Panggung PKB Turut Disaksikan Gubernur

"Tadah Uwuk" Simbol Penyucian Diri dari Klungkung di Panggung PKB Turut Disaksikan Gubernur

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Penampilan Sekaa Balaganjur Cerik Mangan Gigis dari Banjar Kelodan, Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali menarik perhatian penonton saat Wimbakara Baleganjur Remaja pada Pesta Kesenian Bali, Jumat (27/7/2025) malam.

Duta dari Kabupaten Klungkung tersebut, membawakan tabuh baleganjur bertemakan "Tadah Uwuk" yang merupakan filosofi mendalam dari perjalanan dalam penyucian diri.

Baca juga: Viral di Bali Sepekan: Anak-Anak Buleleng Pentas Hujan-hujanan di PKB - Autopsi Pendaki Rinjani

Kabag Humas Pemda Klungkung, I Gusti Ngurah Made Suarba mengatakan, dalam garapan tersebut, “Tadah” memiliki makna menampung, memangsa, melebur. 

Sementara “Uwuk” merujuk pada segala sesuatu yang kotor, baik secara fisik maupun spiritual. 

"Karya ini terinspirasi dari keberadaan sebuah Pura Tirta Penglukatan di Desa Adat Uma Anyar, Nyalian," ujar I Gusti Ngurah Made Suarba, Minggu (29/6/2025).

Baca juga: Bawakan Karya Alm Dibya Guna di PKB, Gong Legendaris Gianyar Pukau Penonton

Pura Tirta Penglukatan merupakan empat suci yang dipercaya mampu menetralisasi energi buruk dan menjadi pelabuhan spiritual bagi mereka yang mencari ketenangan batin dan kesehatan jasmani.

Pertunjukan tersebut menampilkan keterampilan musikalitas anak muda Klungkung, juga membawa pesan kuat tentang pentingnya menjaga kebersihan jiwa di tengah dunia yang kian bising oleh hiruk-pikuk materialisme.

Wimbakara ini turut disaksikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung Ketut Suadnyana, anggota DPRD Klungkung I Wayan Widiana, serta ribuan penonton. (*)

Berita lainnya di Pesta Kesenian Bali