Pendidikan
KISAH 2 Mahasiswa UPMI Lulus Tanpa Skripsi, Windari Buat Buku Sastra, Dede Tulis Karya Jurnalistik
Adakah Kadek Windari dan I Wayan Dede Putra Wiguna. Kedua mahasiswa ini pun lulus tanpa harus menempuh jalur skripsi
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Dua mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali menyelesaikan studi mereka melalui jalur tugas akhir proyek inovatif berbasis karya sastra dan jurnalistik.
Adakah Kadek Windari dan I Wayan Dede Putra Wiguna. Kedua mahasiswa ini pun lulus tanpa harus menempuh jalur skripsi. Dalam ujian yang digelar di Kampus UPMI Bali pada Senin (30/6), karya keduanya pun dinyatakan lolos sebagai tugas akhir.
Windari menulis buku kumpulan cerpen berjudul Bapak Berdiri di Ambang Pintu. Sementara Dede menyusun buku kumpulan feature bertajuk Bersama Seni di Sukawati. Sidang dihadiri oleh para dosen pembimbing, dosen penguji, serta mahasiswa Prodi PBID lainnya.
Baca juga: DETEKSI Pelaku Tawuran hingga Ledakan, Robot Polisi Unjuk Aksi di HUT Bhayangkara Ke-79
Baca juga: MESADU ke DPRD Buleleng Puluhan Pegawai Non ASN, 900 Tenaga Kontrak di Klungkung Belum Lulus PPPK
Keduanya mengaku bangga dapat menyelesaikan proyek inovatif ini di bawah bimbingan dosen I Made Sujaya dan I Made Adnyana serta mentor sastrawan sekaligus jurnalis senior, Gde Aryantha Soethama. Proses penulisan buku tersebut diselesaikan dalam waktu kurang dari enam bulan.
“Tahun lalu, setelah menjuarai lomba menulis cerpen dalam ajang Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida).
Saya ditantang Pak Sujaya mengambil proyek inovatif sebagai tugas akhir. Karena di UPMI Bali ini sesuatu yang baru. Awalnya khawatir, nggak yakin bisa. Tetapi, karena mengambil tugas akhir proyek inovatif ini, akhirnya saya bisa punya buku,” ujar Windari, Selasa (1/6).
Dede yang juga pernah menjabat sebagai Ketua UKM Jurnalistik UPMI Bali mengaku awalnya tak punya cukup pengalaman menulis feature.
Namun ia menerima tantangan tersebut dengan semangat. “Saya masih nggak percaya bisa punya buku karya sendiri,” ucap Dede yang juga menjadi kontributor di media lokal.
Setelah lulus, keduanya menyatakan akan terus melanjutkan perjalanan menulis mereka. “Buku ini bukanlah pencapaian akhir, melainkan langkah awal dari perjalanan yang lebih panjang. Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk menulis, baik dalam bentuk cerpen, puisi, esai maupun karya kreatif lainnya,” kata mereka.
Dekan FBS UPMI Bali, I Made Sujaya menjelaskan sejak tahun akademik 2024/2025, mahasiswa diizinkan memilih alternatif bentuk tugas akhir selain skripsi.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Keputusan Rektor UPMI Bali Nomor 0030/UPMI/I/2025 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
“Kami di FBS menetapkan alternatif tugas akhir selain skripsi atau tesis sesuai dengan karakteristik prodi dan selaras dengan profil lulusan atau Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang ditetapkan prodi,” kata dia.
“Misalnya, Prodi PBID menetapkan proyek inovatif karya sastra/jurnalistik sebagai alternatif, Prodi Pendidikan Sendratasik menetapkan proyek inovatif seni pertunjukan. Sedangkan Prodi Pendidikan Seni Rupa menetapkan proyek inovatif seni rupa,” terang Sujaya.
Meskipun tidak menyusun skripsi, mahasiswa tetap wajib membuat laporan tugas akhir yang mendeskripsikan proses kreatif, tantangan yang dihadapi, hingga rencana berkarya ke depan.
Mereka juga diwajibkan menyusun proposal dan menyeminarkannya. “Proposal atau laporannya tetap mengikuti format karya ilmiah, tetapi lebih sederhana jika dibandingkan skripsi,” kata Sujaya.
Ketua Prodi PBID FBS UPMI Bali, Gede Sidi Artajaya mengatakan, proyek inovatif ini selaras dengan bidang keilmuan serta kompetensi lulusan yang dirancang oleh prodi.
Mahasiswa PBID dibekali tidak hanya dengan pengetahuan pendidikan bahasa dan sastra, tetapi juga kejurnalistikan, penyiaran, dan penulisan kreatif.
“Profil utama lulusan Prodi PBID memang menjadi guru. Tetapi, tidak hanya menjadi guru, mereka juga bisa menjadi jurnalis, sastrawan, konten kreator, maupun wirausahawan di bidang pendidikan, bahasa, dan sastra,” ujarnya.
“Bahkan, lulusan kami banyak yang multitalenta, semacam guru plus penulis atau pengarang, guru plus pewarta, guru plus wirausahawan,” ujar Sidi.
Sidi menilai Windari dan Dede sebagai contoh mahasiswa multitalenta. Windari, misalnya, aktif sebagai penulis cerpen dan mengajar di lembaga bimbingan belajar (Bimbel).
Ia menjadi juara lomba cerpen Peksimida 2024 dan mewakili Bali di tingkat nasional hingga masuk 6 besar. Sedangkan Dede menyabet juara III lomba menulis puisi tingkat provinsi dan aktif menulis artikel ilmiah serta menjadi pemakalah dalam seminar nasional.
Sastrawan sekaligus wartawan senior, Gde Aryantha Soethama, memberikan apresiasi atas inovasi UPMI Bali, khususnya Prodi PBID yang membuka jalan baru melalui proyek tugas akhir berbentuk karya kreatif.
“Ini program bagus. Ini program menciptakan pengarang atau penulis. Kita mengeluh, sulit lahir pengarang atau penulis.
Dengan program ini, kita punya harapan. Entah dia nanti menjadi guru, tetapi juga mengarang atau menulis,” ujar Aryantha yang pernah meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2006 lewat buku Mandi Api.
Menurut Aryantha, proses pendampingan yang menyertai pembuatan buku ini sangat penting karena mahasiswa tidak sekadar menulis, tetapi melalui tahapan presentasi dan diskusi akademik, sehingga kualitas karya lebih terjaga.
“Ini sebetulnya hal lama, tetapi di sini menjadi sesuatu yang istimewa karena baru dilakukan. Di bidang eksakta memang sudah begini. Di Kedokteran lebih dulu. Di literasi mestinya juga begitu. Dia tak hanya tahu teori menulis, tetapi bisa menulis dengan baik,” tegasnya. (ni luh putu wahyuni sri utami)
Hanya Digunakan Sampai Bulan Depan, Disdikpora Badung Pastikan Buku Paket yang Rusak Segera Diganti |
![]() |
---|
KAWAL Program Pendidikan Gratis, DPRD Gianyar Dorong Penguatan Seni-Budaya |
![]() |
---|
400 Calon Mahasiswa Lolos, Daftar Program 1 Keluarga 1 Sarjana, Brida Bali Siapkan Kuota 1.450 Orang |
![]() |
---|
TUGAS Akhir Mahasiswa Berbentuk Karya Sastra & Jurnalistik, Terobosan UPMI Bali & Didukung Sastrawan |
![]() |
---|
BELAJAR Data Kependudukan ke Surabaya, Upaya Denpasar Program 1 Keluarga 1 Sarjana Tak Salah Sasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.