Sponsored Content

BANTU Evakuasi Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Bupati Jembrana Berikan Penghargaan ke Nelayan &Relawan

Selain piagam penghargaan, Bupati Kembang juga menyerahkan paket sembako, selimut serta sejumlah uang bagi para nelayan dan relawan ini.

ISTIMEWA
Sebanyak 22 orang yang terdiri dari 12 nelayan dan 10 orang relawan, yang membantu proses evakuasi korban tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya, mendapat piagam penghargaan dari Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan.  

TRIBUN-BALI.COM - Sebanyak 22 orang yang terdiri dari 12 nelayan dan 10 orang relawan, yang membantu proses evakuasi korban tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya, mendapat piagam penghargaan dari Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. 

Penghargaan diserahkan di pesisir Pantai Pebuahan, desa Banyubiru, Selasa 8 Juli 2025. Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi Pemerintah kabupaten Jembrana, atas perjuangan para nelayan dan relawan dalam menolong para korban kapal Tunu Pratama Jaya.

Selain piagam penghargaan, Bupati Kembang juga menyerahkan paket sembako, selimut serta sejumlah uang bagi para nelayan dan relawan ini.

Baca juga: Pasca Erupsi Gunung Lewotobi, Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Kembali Normal 

Baca juga: Usai Ambles, Butuh Waktu 1 Bulan Perbaikan Jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Bajera 

KARAM - KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB DAN dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB. Dari manifest sementara, kapal tersebut mengangkut 65 orang.
KARAM - KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB DAN dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB. Dari manifest sementara, kapal tersebut mengangkut 65 orang. (DOK TRIBUN BALI)

"Atas nama pimpinan daerah dan masyarakat Jembrana, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada nelayan yang secara langsung menemukan, dan kepada masyarakat serta aparat semuanya yang sudah membantu pencarian dan evakuasi korban kapal Tunu Pratama Jaya," ucap Bupati Kembang Hartawan.

Dia menjelaskan, pemberian piagam ini sebagai bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras seluruh pihak yang dengan sigap membantu menolong para korban sehingga banyak korban bisa diselamatkan.

"Hari ini, saya hadir untuk memberikan apresiasi atas seluruh upaya dan kerja keras yang luar biasa yang dilakukan oleh para nelayan dan relawan," ungkapnya.

Bupati Kembang menaruh harapan besar kepada para nelayan untuk terus memupuk rasa kemanusiaan apabila hal serupa kembali terjadi. Diharapkan para nelayan dengan sukarela ikut membantu dan menolong semaksimalnya untuk keselamatan para korban.

"Harapannya, akan selalu berjuang ketika ada musibah seperti ini. Harapan saya juga, seluruh masyarakat ketika ada musibah tanpa dikomando dan diberitahu, kita bergerak bersama-sama untuk membantu kemanusiaan," ujarnya.

Dilain sisi, Lukman, nelayan yang pertama kami menemukan korban kapal Tunu Pratama Jaya mengisahkan bagaimana ia bisa bertemu dengan para korban dan memberikan pertolongan kepada mereka.

Lukman menjelaskan, ia berangkat melaut sekitar jam 02.00 lewat, lalu menabur pancing sekitar jam 02.30. kemudian ia mendengar teriakan minta tolong. Saat itu itu dia sedang memancing. Mendengar permintaan tolong, ia pun langsung memutuskan pancing dan berusaha mencari korban.

"Saya cari-cari sumber suaranya belum ketemu dan saya matikan mesin, baru terdengar suaranya, saya teriak lagi "halo-halo". Saya dengar suara tolong-tolong dan ternyata dekat. Saya senter sekeliling saya, karena gelombang yang besar tidak kelihatan. Saya dekati sumber suara dan saya melihat seseorang lalu saya naikkan ke perahu saya," ungkapnya.

Lukman mengira korban adalah nelayan, setelah ditanya dia mengaku sebagai penumpang kapal. Kemudian Lukman kembali berusaha mencari korban lainnya.

"Saya juga mendengar suara peluit di tengah gelombang. Saya naikkan dulu korban yang pertama lalu saya selamatkan. Lalu saya mencoba ke tengah lagi, karena perahu saya tidak mampu, saya balik lagi ke utara lalu bertemu dengan teman saya pak Santoso. Saya bilang kepada pak Santoso jangan kerja dulu, saya menemukan korban kapal tenggelam," sambungnya.

Lebih lanjut, Lukman menuturkan rekannya akhirnya menemukan beberapa korban lagi, 2 orang dalam kondisi selamat dan 1 orang sudah meninggal dunia. Lukman pun kembali melihat adanya lampu kelap-kelip di tengah laut, ia pun memutuskan untuk mendekat sumber cahaya tersebut dan akhirnya menemukan 4 korban lagi.

"Saya melihat ada lampu kelip-kelip di tengah, lalu saya balik, di situ saya mendapat 4 korban berkumpul, namun satu sudah meninggal," kata Lukman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved