ANGGARAN Rp 60 Juta Per Tahun Per Orang, 127 Mahasiswa Terima Beasiswa Pemkab Gianyar

TRIBUN-BALI.COM  - Pemkab Gianyar kembali memberikan beasiswa pada sejumlah calon mahasiswa. Pemberian dilakukan bersama Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, Selasa (8/7) malam. Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Gianyar.

Program ini memiliki pagu anggaran sebesar Rp 60 juta per tahun per orang hingga lulus sarjana. Beasiswa ini dinilai membuka peluang bagi siswa kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Program ini tidak hanya mencakup biaya kuliah, tetapi juga biaya hidup dan kebutuhan lainnya.

Berdasarkan data Pemkab Gianyar, di tahun 2025 ini, Pemkab Gianyar memberikan 127 Beasiswa Program S1 untuk masyarakat Gianyar. Beasiswa ini tidak hanya untuk kuliah di Perguruan Tinggi di Bali, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk kuliah di luar Bali. 

Baca juga: BANGKAI Kapal Diduga Berjarak 30 M dari Kabel Laut, PLN Waspada Gangguan Pasokan Listrik ke Bali! 

Baca juga: 2 JENAZAH Korban KMP Tunu Pratama Jaya Diidentifikasi di RSUD Blambangan, Anif Lihat Pelampung

Tercatat 17 orang telah terdaftar sebagai calon mahasiswa di beberapa universitas ternama. Di antaranya Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada.

“Beasiswa tahun 2025 merupakan pilot project, bagaimana nanti pelaksanaannya, pelaporannya, pertanggungjawabannya untuk dievaluasi, sehingga di tahun 2026 kita siap meluncurkan 1.000 beasiswa S1 untuk masyarakat Gianyar,” jelas Mahayastra.

Selain itu, Pemkab Gianyar juga memberikan bantuan biaya kontribusi pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi program 1 tahun kepada 60 orang untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).

Tahun 2026, Pemkab Gianyar akan menyalurkan total 1.400 beasiswa, terdiri dari 1.000 beasiswa S1 dan 400 beasiswa LPK.

Gubernur Koster memuji kinerja Bupati Gianyar yang memiliki pemikiran selalu lebih maju. “Saya mengajak kerjasama Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Kalau yang swasta mahasiswa harus lebih dari 1.000, kalau 1.000 ke bawah berarti perguruan tingginya buram,” ujarnya. (weg)