Berita Bali
Bank BPD Bali Catatkan Semester I 2025, Aset Tembus Hingga Rp 40,41 Triliun
Sementara penyaluran kredit tumbuh lebih tinggi, yakni sebesar 9,73 persen yoy, dari Rp 22 triliun menjadi Rp 24,14 triliun.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali catatkan pertumbuhan signifikan pada sejumlah indikator utama hingga akhir Juni 2025.
Berdasarkan data kinerja semester I 2025, total aset Bank BPD Bali tercatat mencapai Rp 40,41 triliun atau tumbuh sebesar 8,85 persen dibandingkan posisi Juni 2024 yang sebesar Rp 37,13 triliun.
Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, SH., MH., menjelaskan bahwa capaian tersebut menunjukkan kepercayaan nasabah dan masyarakat Bali yang terus meningkat terhadap layanan Bank BPD Bali.
“Pertumbuhan aset ini menjadi bukti bahwa Bank BPD Bali tetap menjadi pilihan utama masyarakat Bali untuk menyimpan dan mengembangkan dananya,” jelasnya, Sabtu 12 Juli 2025.
Baca juga: Tabel Angsuran KUR BPD Bali Juli 2025, Pinjaman Kredit KUR Kecil Rp100-500 Juta, Bunga 6 Persen
Di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank BPD Bali juga membukukan pertumbuhan 6,58 persen yoy dari Rp 31,66 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp 33,74 triliun pada Juni 2025.
Sementara penyaluran kredit tumbuh lebih tinggi, yakni sebesar 9,73 persen yoy, dari Rp22 triliun menjadi Rp 24,14 triliun.
“Kredit yang kami salurkan sebagian besar difokuskan untuk mendukung sektor produktif, khususnya UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Bali,” terang Sudharma.
Untuk kredit UMKM sendiri, nilai penyaluran per Juni 2025 mencapai Rp 12,17 triliun, naik 9,33 persen dibandingkan Juni 2024 yang sebesar Rp 11,13 triliun, dengan share mencapai 50,42 persen dari total kredit.
Selain itu, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga pertengahan tahun telah terealisasi Rp 935,64 miliar dari target Rp 1.906 miliar hingga Desember 2025.
Laba Bank BPD Bali juga mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 17,67 persen yoy, dari Rp 545,85 miliar pada Juni 2024 menjadi Rp 642,28 miliar pada Juni 2025.
Fee Based Income atau pendapatan non-bunga tercatat tumbuh 12 persen yoy dari Rp 62,42 miliar menjadi Rp 69,91 miliar.
Sementara pendapatan bunga kredit naik 7,37 persen yoy menjadi Rp 1,32 triliun.
Rasio Non Performing Loan (NPL) pun tetap terjaga baik di level 0,90 persen, menurun tipis dibandingkan Juni 2024 sebesar 1,32 persen.
Rasio BOPO juga membaik ke level 61,38 persen dari sebelumnya 65,95 persen.
“Kami terus berkomitmen menjaga kualitas kredit agar tetap sehat dan efisien,” tambah Sudharma.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.