Jalan Rusak di Bali
Dewan Bali Minta Penanganan Jalan Nasional Yang Amblas Di Bajera Tabanan Dipercepat
Kendaraan roda empat dan roda dua dialihkan melewati jalur selatan Polsek Selemadeg.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali, I Made Rai Warsa tanggapi jebolnya jalan nasional jalur Denpasar-Gilimanuk di depan Pasar Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.
Rai Warsa meminta agar perbaikan jalur Denpasar-Gilimanuk tersebut dipercepat.
Mengingat, jalur tersebut merupakan jalur utama dan sangat vital bagi mobilitas kendaraan barang/jasa. Sehingga, pengerjaannya harus dipercepat.
“Itu kan jalan nasional, tapi bagaimanapun itu ada di Bali. Kita selaku dewan tetap mendorong, karena itu jalur utama. Ya harus cepatnya itu diperbaiki dengan cara apa pun," jelas Rai Warsa, Kamis 10 Juli 2025.
Baca juga: BUNTUT Jebol Jalan Bajera, Terminal Kargo Gilimanuk Mulai Dipadati Kendaraan Besar, DPRD Minta Ini
Ia menilai, dampak dari jebolnya jalan itu pun terasa cukup luas.
Selain membuat arus kendaraan terganggu, kendaraan-kendaraan berat atau beroda enam ke atas seperti bus, truk dan tronton kini dialihkan melalui jalur utara via Kabupaten Buleleng.
Sedangkan, kendaraan roda empat dan roda dua dialihkan melewati jalur selatan Polsek Selemadeg.
Menurut Rai Warsa, hal ini menimbulkan kekhawatiran baru karena daya dukung jalan alternatif tersebut tidak sama dengan jalur utama.
"Jalur lain itu kekuatan jalannya tidak sama, pasti lebih rendah. Kalau dilewati tronton atau angkutan berat, ya pasti mereka berpikir-pikir. Malah saya dengar-dengar, ada yang menunda keberangkatannya karena takut lewat jalan itu, nanti nyungsap di sana, kan bisa itu terjadi," imbuhnya.
Karena itu, ia mengusulkan agar arus kendaraan berat diatur agar tidak memicu kerusakan lebih parah di jalur alternatif maupun jalur utama yang sudah diperbaiki.
Salah satu caranya dengan memberlakukan sistem jadwal bagi kendaraan berat.
Lebih jauh, ia juga menekankan selain memperbaiki aspal jalan, perbaikan juga harus menyentuh sistem drainase agar kerusakan tidak cepat terulang.
“Jalan bagus, kalau drainase nggak bagus, ya seberapa lama bertahan jalan itu. Walaupun aspalnya bagus, tapi kalau terus dihilir air, itu pasti akan hancur juga,” tandasnya.
Rai Warsa menyebut Komisi III DPRD Bali sudah berkoordinasi dengan Balai Jalan Kementerian PUPR terkait kondisi infrastruktur di Bali.
Koordinasi tersebut, penting untuk menekan terulangnya kejadian serupa, mengingat kondisi cuaca ekstrem dapat mempercepat kerusakan jalan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.