Seputar Bali

Angler Bali Mundur! Dampak Semburan Belerang di Danau Batur, Peternak Rugi Sampai Rp2,1 Miliar

Angler Bali sepertinya harus mencari tempat memancing yang berbeda beberapa hari kedepan karena semburan belerang membuat banyak ikan mati

Istimewa
PEMBERSIHAN - Anggota TNI membersihkan ikan mati di areal Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa 15 Juli 2025. Angler Bali Mundur! Dampak Semburan Belerang di Danau Batur, Peternak Rugi Sampai Rp2,1 Miliar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Angler Bali sepertinya harus mencari tempat memancing yang berbeda beberapa hari kedepan karena semburan belerang membuat banyak ikan di Danau Batur mati.

Selain para penghobi mincing, para peternak ikan di Danau Batur juga merasakan kerugian yang signifikan.

Tercatat sampai saat ini, para peternak ikan di Danau Batur mengalami kerugian hingga Rp2,1 miliar.

Sekitar 70 ton ikan mati akibat semburan belerang pada 12 Juli 2025, menyebabkan kerugian besar bagi peternak ikan.

Baca juga: Dugaan Korupsi di LPD Desa Adat Mambal, Polres Badung Tunggu Hasil Audit

Kerugian yang dialami peternak ikan diperkirakan mencapai Rp 2,1 miliar, dengan harga ikan yang mati mencapai Rp30 ribu per kilogram. 

Salah satu peternak ikan, I Made Warjaya, Selasa 15 Juli 2025 melaporkan kerugian yang dialaminya sekitar Rp200 juta lebih, hal itu akibat kematian 5,5 ton ikan dari 40 keramba jaring apung (KJA) miliknya.

"Saya sendiri mengalami kerugian sekitar Rp200 juta, belum lagi yang lain. Total ada 70 ton ikan mati akibat belerang,”

“Dengan harga sekarang Rp30 ribu per kilogram, diperkirakan kerugian mencapai Rp2,1 miliar," ujarnya.

Baca juga: KEMISKINAN di Bali 3,8 Persen, Pemprov Lakukan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem 

IKAN MATI - Fenomena ribuan ikan di Danau Batur mati akibat semburan belerang, Senin 14 Juli 2025.
IKAN MATI - Fenomena ribuan ikan di Danau Batur mati akibat semburan belerang, Senin 14 Juli 2025. (Istimewa)

Baca juga: Kepala BNN RI Sebut Rusia dan Ukraina Kompak Bangun Jaringan Narkotika di Bali

Akibat fenomena alam tahunan ini, selain menimbulkan kerugian, juga mengancam kesehatan masyarakat.

Sebab, bangkai ikan yang belum dibersihkan sepenuhnya di dalam danau, telah menimbulkan bau busuk yang menyebar ke pemukiman warga, membuat mereka tidak nyaman.

"Tadi dari DLH bersama unsur TNI, Polri dan instansi terkait sudah melakukan pembersihan."

"Namun bangkai ikan masih banyak, dan kita masih shock sehingga tidak mungkin membantu pembersihan ini," kata Warjaya.

Warjaya berharap pemerintah daerah dapat membantu meringankan beban peternak dengan menyediakan bibit ikan pasca-bencana.

Selain itu, dia juga meminta pemerintah melakukan kajian terkait fenomena semburan belerang yang hampir setiap tahun terjadi, agar petani dapat melakukan langkah antisipasi untuk mengurangi kerugian di masa depan.

"Kami harap ada solusi dari pemerintah, mengingat ini terjadi tiap tahun, agar pemerintah menggandeng pihak berkompeten melakukan kajian, supaya kami bisa melakukan langkah-langkah antisipasi," tegasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved