Kapal Tenggelam di Selat Bali

PLN Jamin Kelistrikan di Bali Aman, KNKT Sebut KMP Tunu Bawa Muatan 3Kali Lipat dari Batas Kemampuan

Ia menjelaskan, jaringan kabel bawah laut PLN di Selat Bali memiliki tegangan 150 kV. Karena cukup besar, ada faktor keselamatan yang diutamakan.

KOMPAS.COM/FITRI ANGGIAWATI
DATA FAKTUAL - Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono memaparkan data faktual tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di hadapan tim Komisi V DPR RI pada Selasa (22/7). 

TRIBUN-BALI.COM  - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali pastikan posisi bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya saat ini jauh dari kabel bawah laut kelistrikan Jawa-Bali.

“Jadi kondisinya aman. Kapal itu kondisinya aman dari informasi yang saya dapat update itu sekitar 3,6 kilometer ke arah selatan dari kabel,” ujar Manager Komunikasi dan TJSL PT PLN (Persero) UID Bali I Wayan Eka Susana, Rabu (23/7). 

Ia pun berharap posisi KMP Tunu Pratama Jaya tetap tidak bergerak atau berpindah mendekati kabel laut. “Mudah-mudahan mohon doanya supaya tidak bergerak kondisinya tetap disana sehingga kondisi kelistrikan aman,” tambahnya. 

Baca juga: KISAH Petinju Muda Bali "Pretty Boy" Raih Sabuk WBC, Kondisi Sakit, Surya Dharma Akhirnya Menang TKO

Baca juga: SEGINI Tarif, Nyaman & Lebih Cepat dari Jalur Darat, Kapal Cepat Express Bahari 1F Resmi Beroperasi

KARAM - KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB DAN dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB. Dari manifest sementara, kapal tersebut mengangkut 65 orang.
KARAM - KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB DAN dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB. Dari manifest sementara, kapal tersebut mengangkut 65 orang. (DOK TRIBUN BALI)

Disinggung mengenai adanya obyek tidak dikenal di dekat kabel laut kelistrikan Jawa-Bali seperti apa, Wayan Eka menyampaikan belum mendapatkan informasi lebih lanjut.

“Informasinya objek itu masih di cek kami belum mendapatkan laporan dari teman-teman UIT obyek apa yang dimaksud. Apakah mungkin bangkai truk atau apa yang ada di sekitar dekat-dekat kabel. Tetapi kita belum dapat jelaskan obyek apa yang dimaksud karena masih dicek,” paparnya.

Dikatakan, sebelumnya disampaikan terdapat obyek di dekat kabel laut tetapi obyeknya apa masih ditelusuri oleh PLN dan TNI AL untuk melihat obyek apa yang dimaksud itu. Tetapi posisi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya masih sekitar 3,6 kilometer ke arah selatan dari kabel bawah laut.

Sebelumnya, bangkai KMP Tunu Pratama Jaya diduga berada di dasar Selat Bali, dekat kabel bawah laut milik PLN. Karenanya PLN tidak merekomendasikan penyelaman dengan alasan keamanan.

Senior Manager Pemeliharaan Transmisi PT PLN UIT Jawa Bagian Timur dan Bali, Inda Puspanugraha, menjelaskan, proses penyelaman ke lokasi bangkai kapal cukup berisiko. “Jangan sampai aktivitas yang ada di kabel kami nanti mengganggu, katakanlah melukai dan sebagainya. Secara global, jangan dulu (menyelam),” kata Inda, Rabu (10/7) malam.

Ia menjelaskan, jaringan kabel bawah laut PLN di Selat Bali memiliki tegangan 150 kV. Karena cukup besar, ada faktor keselamatan yang harus diutamakan. “Kami dari PLN masih membutuhkan informasi lagi. Nanti ada rekaman dari KRI Spica yang akan disampaikan. Dari sana mungkin bisa dilihat aman atau tidak lokasi kapal dari kabel kami. Dan tentunya hasilnya akan kami dalami lagi,” imbuhnya.

Jikapun penyelaman harus dilakukan dan data terbaru menunjukkan hal tersebut memungkinkan, beberapa hal masih harus diperhatikan. Misalnya, soal teknis pengangkatan dan peralatan penyelaman yang digunakan. “Apakah itu berpotensi juga mengganggu instalasi kami atau tidak,” ujarnya.

Jika kabel bawah laut terganggu, pihaknya khawatir pasokan listrik untuk sebagian wilayah Bali akan terganggu. “Pasokan listrik ke Bali saat ini masih berjalan normal. Tapi kami tetap melakukan pola waspada. 

Karena kita mengantisipasi kita belum tahu dampaknya kondisi kapal terhadap kabel laut kami,” kata dia.
Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II Laksma TNI Endra Hartono menjelaskan, objek diduga kapal berada di kedalaman sekitar 49 meter dari atas permukaan laut. Lokasinya berjarak sekitar 30 meter dari kabel bawah laut milik PLN, yang merupakan kabel penyuplai energi ke Bali.

Ia mengatakan, tim bawah laut juga telah menurunkan kamera untuk merekam gambar kapal. Sayangnya, kamera hanya bertahan di kedalaman 35 meter. Setelah itu, kamera bawah laut hanyut terbawa derasnya arus di Selat Bali. “Sehingga kamera tidak bisa terdeteksi. Tapi sebelum hanyut, kami masih bisa melihat objek yang ada di bawah air,” kata Endra, Rabu, (9/7). 

KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7) membawa muatan lebih dari batas wajar, mencapai tiga kali lipat dari kemampuan kapal yang seharusnya. Hal tersebut terungkap dari paparan data faktual tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono di hadapan tim Komisi V DPR RI yang menyambangi Kantor ASDP Ketapang pada Selasa (22/7). 

Tim Komisi V DPR RI menggelar rapat bersama stakeholder terkait operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya, di antaranya Basarnas, KNKT, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, BMKG, Gapasdap, dan lainnya. “Kapal memiliki kemampuan muat 138 ton, tapi total yang dimuat 538 ton, tiga kali lipat,” kata Soerjanto disambut gumam para peserta rapat seperti dilansir Kompas.com. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved