MPLS di Bali
MPLS di Jembrana Bali, 6 SDN Terima Siswa Kurang Dari 5 Orang, Pemerintah Lakukan Kajian
6 sekolah yang menerima siswa kurang dari 5 orang. Sementara satu SDN justru tak menerima siswa.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Seluruh sekolah di Jembrana mulai menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) untuk siswa baru, Senin 21 Juli 2025.
Ternyata, satu sekolah di Jembrana, Bali, tidak memperoleh siswa baru.
Selain itu, sejumlah sekolah terutama SDN di Jembrana justru hanya menerima siswa kurang dari 5 orang. Hal ini disebutkan karena berbagai faktor.
Pemkab Jembrana saat ini sedang melakukan pembahasan dan kajian terkait hal tersebut.
Baca juga: Pembukaan MPLS Kabupaten Badung Tahun Ajaran 2025/2026, Wujudkan Sekolah yang Ramah dan Inspiratif
Menurut data yang berhasil diperoleh dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Jembrana, di Gumi Makepung ada 183 Sekolah Dasar Negeri (SDN).
Dari jumlah tersebut, sedikitnya ada 6 sekolah yang menerima siswa kurang dari 5 orang. Sementara satu SDN justru tak menerima siswa.
Rinciannya, SDN 1 Yehembang Kauh 3 orang, SDN 6 Yehembang 2 orang, SDN 3 Yehembang Kangin 4 orang, SDN 4 Medewi 4 orang, SDN 2 Puluhan 3 orang dan SDN 3 Asahduren 4 orang.
Sementara sekolah yang tidak menerima siswa baru adalah SDN 5 Penyaringan.
Berbeda dari hal tersebut, di Jembrana ada satu SDN yang justru kelebihan siswa.
Yakni SDN 3 Lelateng yang kelebihan siswa sebanyak 4 orang dari total kuota yang disediakan.
Kelebihan siswa tersebut didistribusikan ke sekolah terdekat.
"Untuk jenjang SD, memang kita menerima laporan ada sekolah yang muridnya masih minim. Satu sekolah tidak menerima siswa baru," kata Kepala Disdikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra saat dikonfirmasi, Kamis 22 Juli 2025.
Dia mengakui, sekolah tersebut adalah SDN 5 Penyaringan di Kecamatan Mendoyo.
Meskipun di wilayah sekitar tersebut memang pemukiman, namun lokasinya cukup jauh.
Sesuai informasi yang dia terima, di Banjar letak sekolah tersebut siswa terbagi dengan sekolah lain namun lebih banyak ke sekolah lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.