Breaking News

Tajen Maut di Bali

LUKA Nengah Sudana Sedalam 14 Cm, Buruh Tewas Kena Taji Ayam Aduan di Kesiman, Langsung Dimakamkan!

Meninggalnya Sudana meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Semasa hidupnya, Sudana dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudan bergaul.

ISTIMEWA/POLRESTA DENPASAR
Dipulangkan – Jenazah I Nengah Sudana saat dipulangkan dari Denpasar ke Desa Adat Antiga/Angantelu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Minggu (27/7).  

“Almarhum merupakan warga rantau, secara administratif (dinas) beliau sudah menjadi warga Denpasar,” jelas Ketut Darma.

Meskipuh telah lama merantau, Sudana tidak lupa dengan kampung halamannya. Setiap piodalan di pura, atau saat hari-hari seperti Galuangan atau Kuningan, Sudama dan keluarga sering menyempatkan pulang kampung.

Meninggalnya Sudana meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Semasa hidupnya, Sudana dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudan bergaul. Sudana juga dikenal merupakan tulang punggung keluarga untuk istri dan 3 anaknya.

“Sepupu saya merupakan tulang punggung keluarga, karena istri tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga saja,” kata sepupu dari Sudana, I Made Arjana, Senin (28/7).

Menurut Arjana, Nengah Sudana setiap hari memang selalu pergi ke tempat sabung ayam dan mengais rezeki di tempat itu. Ia juga mengenang sosok kerabatnya, sebagai sosok yang supel bergaul.

“Ia (Sudana) memang besar dan tinggal di Denpasar, orangnya sangat baik dan rajin. Dia juga selalu ramah dengan siapa pun sehingga dia punya banyak teman di mana-mana,” kenang Arjana.

Menurutnya, anak korban yang pertama saat ini sudah bekerja di salah satu restoran di wilayah Ubud, Kabupaten Gianyar.

Sedangkan anak keduanya masih duduk di bangku kelas XI di salah satu SMA di Denpasar. Kemudian anaknya yang paling kecil masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar (SD).

“Dengan musik ini, anak sulungnya mungkin menjadi tulang punggung keluarga. Karena itu saja sudah bekerja,” ungkap dia.

Arjana juga menceritakan, saat dirinya menerima kabar Sudana terkena taji, ia langsung berangkat ke rumah sakit. Namun saat tiba di RS, sepupunya itu sudah meninggal dunia.

Kemungkinan Sudana kehabisan darah, akibat mengalami luka terbuka di tubuhnya setelah diserang ayam aduan yang masih terpasang taji. (ian/mit)


PEMAKAMAN - Ratusan warga mengiringi pemakaman Nengah Sudana di Setra Adat Angantelu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Senin (28/7) siang. 
PEMAKAMAN - Ratusan warga mengiringi pemakaman Nengah Sudana di Setra Adat Angantelu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Senin (28/7) siang.  (ISTIMEWA)

Bukan Kegiatan Adat

Kejadian berdarah terjadi di arena tajen atau sabung ayan Abian Tubuh, Jalan Sokasati, Kelurahan Kesiman, Denpasar, Minggu (27/7) siang.

Seorang pria asal Karangasem, I Nengah Sudana (50) tewas terkena taji ayam aduan. Korban yang bekerja sebagai buruh harian lepas itu tidak bisa menghindar terkena serangan taji ayam, sehingga mengakibatkan luka dan pendarahan. 

Terkait kejadian ini, Desa Adat Kesiman bersama Banjar Adat sudah berkoordinasi dengan pemilik kalangan tajen tersebut. Hal ini berkaitan dengan pertanggungjawaban secara niskala.

Bendesa Adat Kesiman, Jero Mangku Ketut Wisna mengatakan, baik banjar adat maupun desa adat telah meminta kepada pemilik kalangan untuk melakukan upacara pemahayu jagat atau pecaruan. Dan pemilik kalangan pun menurutnya mengaku siap untuk melakukan upacara tersebut.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved