Berita Bali

Suka Duka Pekerja Migran Bali, Nekat Demi Gaji Tinggi, 5.631 Warga Bali Bekerja ke Luar Negeri

Dinas Ketenakerjaan dan ESDM Provinsi Bali mencatat jumlah PMI dari Bali pada Januari hingga Juni 2025 sebanyak 5.631 orang. 

freepik
ILUSTRASI - Suka Duka Pekerja Migran Bali, Nekat Demi Gaji Tinggi, 5.631 Warga Bali Bekerja ke Luar Negeri 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Nengah Okta (32) memilih menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai pekerja di kapal pesiar. Ada banyak cerita suka dan duka PMI selama berada di luar negeri. Okta nekat kerja ke luar negeri demi memperoleh penghasilan atau gaji lebih tinggi. 

Sebab, penghasilan pekerja di Indonesia tak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan. 

Namun begitu, ayah satu anak ini harus menanggung risiko yang begitu besar dan tak bisa dibayar oleh apapun karena harus jauh dari keluarga, kerabat serta teman.

Okta merupakan satu di antara ribuan warga di Bali yang memilih bekerja ke luar negeri. 

Baca juga: 5.631 Anak Muda Bali Bekerja ke Luar Negeri, Pemerintah Diminta Mengevaluasi UMR

Dinas Ketenakerjaan dan ESDM Provinsi Bali mencatat jumlah PMI dari Bali pada Januari hingga Juni 2025 sebanyak 5.631 orang. 

Dari 5.631 orang ini, 3.153 orang merupakan laki-laki dan sisanya 2.478 orang merupakan PMI perempuan. 

Kepala Disnaker dan ESDM Bali, Ida Bagus Setiawan mengatakan negara terbanyak menjadi tujuan PMI adalah Turki dengan jumlah 1.940 orang. 

Kemudian Negara Italia sebanyak 1.936 orang dan Bulgaria sebanyak 382 Orang. 

“Mereka bekerja sebagai terapis, waiter, dan housekeeping. Terapis sebanyak 1.461 orang, waiter (pelayanan restoran) jumlah 943 orang dan housekeeping sebanyak 415 orang,” jelas Setiawan, Rabu 23 Juli 2025. 

Sementara berdasarkan Kabupaten/Kota, warga yang banyak memilih kerja ke luar negeri yakni berasal dari Kabupaten Buleleng jumlahnya 1.434, kedua Karangasem sebanyak 736, dan Bangli berjumlah 593. 

“Jumlah penempatan berdasarkan Kabupaten/Kota dari bulan Januari 2025 hingga Juni 2025 sebanyak 5.631 dari 9 kabupaten/kota,” kata dia.

Nengah Okta menuturkan, sebelum memutuskan bekerja ke luar negeri, ia memang sempat bekerja di beberapa perusahaan di Bali khususnya pariwisata. 

Jabatan terakhir pria lulusan sekolah tinggi pariwisata di Bali ini adalah sebagai Club Supervisor di salah satu night club di Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.

Menurutnya, selama bekerja di Bali banyak suka dan duka. 

Namun, dukanya adalah jika melihat penghasilan dengan pekerjaan, hanya cukup untuk bertahan. 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved