Berita Gianyar

PEDAGANG Siap Cari Tempat Baru, Dampak Pelebaran Jalan Patung Arjuna Ubud Gianyar

Yakni, lampu hijau pengendara dari arah selatan berbarengan dari arah utara. Begitu juga yang dari arah timur berbarengan dengan arah barat.

TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA
MELINTAS – Sejumlah kendaraan melintas di pertigaan Patung Arjuna kawasan Banjar Ambengan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Selasa (29/7). 

TRIBUN-BALI.COM  - Rencana pelebaran jalan di timur pertigaan Patung Arjuna kawasan Banjar Ambengan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dipastikan berjalan mulus. Meskipun dalam rancangan Pemkab Gianyar, hal ini akan meratakan bale banjar lama Banjar Ambengan.

Pantauan Tribun Bali, Selasa (29/7) kawasan yang akan diratakan tersebut, tepat berada di timur Patung Arjuna. Di sana terdapat bangunan 1 blok bertingkat dengan luas sekitar 1 are.

Pada bagian paling atas atau lantai 2, merupakan balai banjar lama Banjar Ambengan, sementara di bawah bale banjar terdapat kios penjual helm dan barbershop.

Kios-kios tersebut merupakan aset milik Banjar Ambengan yang selama ini dikontrakan. Dulu, sebelum dikontrakan untuk pedagang helm dan barbershop, areal tersebut sempat disewakan pada beberapa pengusaha, seperti kuliner.

Baca juga: NGUNGSI 4 Bulan, Warga Kesepekang di Nusa Penida Segera Pulang ke Banjar Sental Kangin

Baca juga: GUGAT Ihwal SK Pemberhentian, Bupati Sutjidra Persilakan GA dan WA, Sebut Itu Hak Mereka 

Namun hampir semua tidak pernah bertahan lama, diduga karena sulitnya berhenti memarkirkan kendaraan di sana. Belum lagi, aparat yang sering stanby di kawasan tersebut, membuat banyak yang tidak berani berhenti khawatir ditilang.

Karyawan kios helm yang mengontrak di bawah bale banjar, Raples mengatakan, dirinya dan bosnya telah mengetahui bahwa kios tersebut akan diratakan serangkaian pelebaran jalan. Karena itu, pihaknya pun sudah bersiap-siap untuk mencari lokasi lain untuk berjualan.

“Ya, katanya di sini kena. Sudah direncanakan mencari tempat baru, tapi saat ini belum cari, karena belum tahu juga kapan harus dikosongkan,” ujarnya sembari melayani wisatawan yang membeli helm.

Raples mengatakan bosnya tidak keberatan sama sekali pindah dari tempat ini. Sebab, meskipun berada di keramaian, namun jumlah pembeli tidak begitu signifikan.

“Calon pembeli sulit berhenti, kadang ada aparat jaga di sini, jadi takut. Di sini sudah 2 tahun. Masa kontrakan memang masih tidak lama, lagi sebentar,” ujarnya.

Di sisi lain, pengguna jalan masih banyak yang menilai, kemacetan tidak hanya akibat jalan sempit. Tetapi juga diakibatkan sistem traffic light yang bersamaan dengan traffic light dari arah berlawanan.

Yakni, lampu hijau pengendara dari arah selatan berbarengan dengan yang dari arah utara. Begitu juga yang dari arah timur berbarengan dengan arah barat.

Hal tersebut menyebabkan kendaraan sering terkunci di tengah. Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, I Made Arianta belum memberikan penjelasan terkait hal ini, karena masih ada kegiatan lain. 

Sebelumnya Bupati Gianyar, I Made Mahayastra menyatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar berencana melakukan pelebaran Jalan Ambengan yang selama ini menjadi jalur alternatif ke Tampaksiring.

Hal ini untuk mengurai kemacetan di simpang tiga patung Arjuna. Dalam proses pelebarannya nanti, Pemkab akan melakukan penggusuran Balebanjar Ambengan dan bangunan lainnya. Dengan penggusuran tersebut, jalan tersebut akan mengalami pelebaran lagi 3-4 meter. 

“Kemacetan tak bisa kita vonis berasal dari satu sektor saja, seperti banyaknya transportasi online. Namun jujur, kondisi jalan kita di Gianyar kecil. Sementara terjadi peningkatan kendaraan luar biasa perkembangannya,” kata Mahayastra, Senin (28/7).

“Yang kita lakukan sekarang, walaupun mungkin tak bisa mengurangi 100 persen kemacetan, mungkin 10 persen, 20 persen, yaitu kita lakukan dengan pengaturan, penempatan satgas, itu sudah kita lakukan,” tambahnya.

“Dan di Tahun Anggaran Perubahan 2025 ini, kita pasang anggaran untuk pembebasan lahan, dari jalan Peliatan ke utara sampai ke timur (arah Pejeng), dianggarkan puluhan miliar. Ada rumah kita bongkar, ada Balebanjar Ambengan juga kita bongkar untuk pelebaran jalan," ujar Mahayastra.

Menurut Mahayastra, dengan adanya pelebaran jalan di kawasan Balebanjar Ambengan itu, jalur menuju ke arah Tampaksiring tidak lagi macet. Selain pelebaran jalan tersebut, Mahayastra juga akan melakukan pelebaran setiap persimpangan di Ubud

Program jalan ini, kata Mahayastra, menyebabkan APBD Perubahan 2025 mengalami defisit anggaran mencapai Rp 220 miliar.

“Kenapa defisit kita tinggi, itu karena belanja infrastruktur. Dari definisi Rp 220 miliar itu, di dalamnya ada 80 infrastruktur proyek jalan di sana,” tegasnya.

Terkait pelebaran jalan yang akan menggusur Balebanjar Ambengan ini, Mahayastra mengatakan akan menggantinya dengan balebanjar baru.

“Balebanjar Ambengan kita ganti dengan bangunan yang baru di sebelah utaranya yang tanahnya milik Pemkab Gianyar. Saat ini sudah proses, dari appraisal, pembayaran, begitu itu clear kita kerjakan,” tandasnya. (weg)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved