Sampah di Bali

Atasi Sampah, Pemkot Denpasar Bali Libatkan World Bank Lewat Program ISWMP

ISWMP merupakan program yang dibiayai melalui skema pinjaman dari Bank Dunia kepada Pemerintah Indonesia. 

istimewa
Rapat koordinasi antara Pemerintah Kota Denpasar yang dipimpin Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dengan Direktur SUPD I Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, perwakilan Kementerian PUPR Direktorat Sanitasi Edison Siagian, dan Ketua CPMU ISWMP World Bank, Sandhi Eko Bramono. Atasi Sampah, Pemkot Denpasar Bali Libatkan World Bank Lewat Program ISWMP 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Untuk mengatasi sampah di Denpasar, Bali, Pemkot Denpasar sampai-sampai harus kerja sama dengan World Bank.

Untuk World Bank dilakukan melalui program Integrated Sustainable Waste Management Program (ISWMP).

ISWMP merupakan program yang dibiayai melalui skema pinjaman dari Bank Dunia kepada Pemerintah Indonesia. 

Hal itu dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah secara menyeluruh, dari hulu ke hilir.

Baca juga: Pengelolaan Ruwet, Forum Swakelola Sampah Bali: Seolah-olah Pemerintah Lari dari Tanggung Jawab

Selain dengan World Bank, juga melakukan kerja sama sinergi dengan Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Sanitasi.

Hal tersebut terungkap saat pelaksanaan rapat koordinasi antara Pemerintah Kota Denpasar yang dipimpin Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dengan Direktur SUPD I Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, perwakilan Kementerian PUPR Direktorat Sanitasi Edison Siagian, dan Ketua CPMU ISWMP World Bank, Sandhi Eko Bramono.

Dalam paparannya, Arya Wibawa menegaskan bahwa Pemkot Denpasar senantiasa mengoptimalkan pengelolaan sampah dengan mengusung pendekatan inovatif, salah satunya melalui inovasi Teba Modern.

“Teba Modern merupakan bentuk adaptasi dari kearifan lokal masyarakat Bali dalam mengelola sampah organik. Dengan konsep ini, warga dapat mengelola sampah daun dan sisa tanaman di pekarangan rumah mereka melalui lubang atau sumur khusus yang menghasilkan kompos alami,” ujar Arya Wibawa.

Langkah ini, tidak hanya mendekatkan pengolahan sampah ke sumbernya, namun juga berkontribusi dalam mengurangi beban TPA dan mendukung ekonomi sirkular.

Sementara itu, Edison Siagian dari Direktorat Sanitasi Kementerian PUPR menekankan pentingnya penyediaan sarana pendukung dalam pengelolaan sampah, seperti tempat pengumpulan sampah terpilah, sarana pengangkutan residu hasil olahan, serta pengoptimalan operasional dan pemeliharaan fasilitas pengolahan sampah yang sudah ada.

Inisiatif Pemerintah Kota Denpasar yang dianggap mampu menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan kearifan lokal.

Dengan sinergi antar lembaga pusat dan daerah, pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Kota Denpasar diharapkan mampu memberikan dampak signifikan terhadap kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan kualitas hidup secara keseluruhan. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved