Cuaca Buruk di Bali

WASPADAI Banjir Rob di Pesisir Bali, BPBD Sebarkan Peringatan Dini Secara Berkala 

Hal ini membuat sejumlah pesisir di Bali berpotensi kembali dilanda banjir rob yang diprediksi terjadi pada 9 hingga 16 Agustus 2025.

Tribun Bali/Istimewa
ILUSTRASI - Masuki fenomena fase bulan purnama pada Sabtu (9/8) dan Perigee pada Kamis (14/8) mendatang, meningkatkan ketinggian air laut maksimum. Hal ini membuat sejumlah pesisir di Bali berpotensi kembali dilanda banjir rob yang diprediksi terjadi pada 9 hingga 16 Agustus 2025. 

TRIBUN-BALI.COM  - Masuki fenomena fase bulan purnama pada Sabtu (9/8) dan Perigee pada Kamis (14/8) mendatang, meningkatkan ketinggian air laut maksimum.

Hal ini membuat sejumlah pesisir di Bali berpotensi kembali dilanda banjir rob yang diprediksi terjadi pada 9 hingga 16 Agustus 2025.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Bali.

Baca juga: DLHK Badung Segel Usaha Pembuatan Gentong yang Hasilkan Limbah Beracun

Baca juga: BADUNG Temukan 9 Kasus Rabies, Catat 17 Desa Belum Disasar Vaksin

Di antaranya, pesisir selatan Kabupaten Jembrana, pesisir selatan Kabupaten Tabanan, pesisir Kabupaten Badung, pesisir Kota Denpasar, pesisir Kabupaten Gianyar, pesisir selatan Kabupaten Klungkung, dan pesisir selatan Kabupaten Karangasem.

Kalaksa BPBD Provinsi Bali Gede Teja mengatakan bahwa pasang surut air laut terjadi karena dipengaruhi gaya tarik gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi, serta pengaruh rotasi bumi.

Saat matahari dan bulan sejajar (saat purnama), tarikan keduanya saling menguatkan dan menyebabkan pasang naik maksimum.

Hal ini berpotensi terjadi banjir rob di beberapa pesisir Bali yang ada hunian atau tempat usaha dengan elepasi datar yang sangat dekat pantai. 

“Namun demikian, pasang surut air laut merupakan fenomena alamiah reguler yang sudah diketahui masyarakat. Untuk itu kami berharap hal ini dapat diwaspadai bersama. Wujud waspada itu melakukan mitigasi bersama,” ucap Gede Teja, Sabtu (9/8).

Teja mengatakan, di sejumlah lokasi pemerintah sudah melakukan mitigasi dengan membuat pemecah ombak dan tanggul dengan prioritas risiko tinggi.

Peringatan dini juga secara berkala di disebarluaskan yang berisi informasi ketinggian gelombang, tempat dan waktunya.

“Bila terjadi kondisi darurat tentu langkah-langkah kesiapsiagaan akan dilakukan seperti evakuasi dan layanan kebutuhan dasar,” ujarnya.

Pihaknya berharap semua pihak melakukan komunikasi dengan efektif, tanpa informasi yang menyesatkan. Baik antara masyarakat dengan pemerintah maupun dengan media. 

Sebelumnya, Kepala Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, mengungkapkan potensi banjir pesisir (rob) ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah, yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.

Seperti, aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG Wilayah Ill melalui Telp. (0361) 751122, dan Website: bbmkg3.bmkg.go.id atau http://maritim.bmkg.go.id. (sar)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved