Berita Gianyar

Gara-gara Layangan, Pelinggih Taksu di Gianyar Bali Jatuh, Orangtua Pemilik Layangan Minta Maaf

Pelinggih milik keluarga Nyoman Purna warga Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali tumbang akibat layangan

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
GARA-GARA LAYANGAN - Kondisi pelinggih milik keluarga Nyoman Purna warga Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali tumbang akibat layangan, Rabu 13 Agustus 2025. Inset: Nyoman Purna dan layangan. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pelinggih milik keluarga Nyoman Purna warga Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali tumbang akibat layangan.

Total ada tiga pelinggih yang terdampak, namun paling parah terjadi pada Pelinggih Taksu, karena sampai jatuh ke tanah dan tak bisa dipergunakan lagi. 

Kerugian akibat kejadian tersebut belum bisa ditafsir.

Namun diperkirakan cukup besar.

Sebab, selain harus membuat Pelinggih Taksu yang baru, juga harus melakukan berbagai rangkaian upacara sesuai keyakinan Hindu Bali.

Nyoman Purna saat ditemui di rumahnya, Rabu 13 Agustus 2025 memaparkan bahwa kejadian terjadi Selasa 12 Agustus sekitar pukul 11.30 Wita.

Saat itu dirinya sedang mengasuh cucu di areal rumah.

Lalu ada yang mengatakan ada layangan jatuh di bangunan kaja kauh rumahnya.

"Selasa kemarin sekitar pukul 11.30 Wita, pas saya sedang di rumah mengasuh cucu. Lalu ada teman saya, katanya ada layangan di bangunan kaja kauh  (barat laut)," ujarnya.

Melihat hal tersebut, Purna pun hendak mengambil. Namun saat itu talinya kencang. Setelah tali berhasil di lepas, tali tersebut lantas mental ke arah timur.

"Talinya terlalu 'kenyat' lalu saya lepas, lalu mental ke timur. Saat itu  masih saya santai, menaruh layangan. Belum tahu pelinggih saya jatuh," ujarnya.

Purna baru mengetahui pelinggihnya jatuh saat ia melintas di depan merajan/sanggah.

"Lalu saya lewat ke timur (depan merajan), lihat sanggah, tahu-tahu sanggah saya sudah di bawah dan ada yang miring," ujarnya. 

Adapun sanggah yang jatuh ke lantai tersebut berupa Pelinggih Taksu, sementara dua lagi, yakni Pelinggih Priangan dan Gedong hanya miring.

Dua bangunan suci yang miring tersebut telah dikembalikan ke posisi semula. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved