Berita Jembrana
Upaya Jaga Zero Kasus PMK di Jembrana Bali, Vaksinasi Dikebut Petugas, 2 Ternak Dilaporkan Sakit
Setelah melihat kondisi ternak, petugas menyarankan lanjutkan pengobatan dan penyemprotan desinfektan di lingkungan ternak.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jembrana, Bali, terus dikebut pemerintah.
Sebab, sebelumnya sempat ditemukan ternak hewan sapi dan kerbau yang mati karena diduga terjangkit virus PMK.
Hingga pertengahan bulan Agustus 2025 ini, hewan ternak sapi dan kerbau yang baru divaksin hampir 5 ribu ekor.
Menurut data yang berhasil diperoleh dari Bidang Keswan-Kesmavet Jembrana, tercatat populasi sapi di Jembrana sebanyak 37.052 ekor, sementara kerbau sebanyak 590 ekor.
Baca juga: Gianyar Target 49.471 Ekor Sapi Vaksinasi PMK, Didominasi Kecamatan Payangan 13.689 Ekor
Dari jumlah tersebut, ternak yang sudah tervaksin hingga Senin 11 Agustus 2025 kemarin sebanyak 4.998 ekor di seluruh wilayah. Artinya, baru sekitar 13,5 persen dari total estimasi populasi.
"Kami gencarkan (vaksinasi PMK). Jika sesuai target kita tahun ini sekitar 90 persen. Kami optimis pasti tercapai," jelas Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gusti Ngurah Putu Sugiarta saat dikonfirmasi.
Dia menyebutkan, setelah adanya laporan tiga ekor ternak warga yang mati beberapa waktu lalu, pihaknya kembali menerima laporan dua ekor ternak menderita sakit yang sama. Hanya saja, kondisinya sudah mulai pulih.
"Kemarin masih proses penyembuhan dan sudah mulai pulih. Kami intens untuk berkoordinasi dengan pemilik ternak untuk melakukan penanganan," jelasnya.
Untuk di lokasi adanya ternak mati karena dugaan PMK di Desa Yehembang Kecamatan Mendoyo, pihaknya bakal melakukan vaksinasi setelah ternak warga setempat pulih sepenuhnya.
"Setelah semua ternak dalam keadaan fit, tentunya kita laksanakan vaksinasi," tandasnya.
Untuk diketahui, Tim Medikvet Kecamatan Mendoyo diterjunkan langsung ke Desa Yehembang, Jembrana, akhir Juli 2025 lalu. Adalah layanan penyuluhan dan edukasi bahaya PMK terhadap ternak milik warga setempat.
Sebab, sejumlah ternak warga awalnya diketahui sakit hingga kemudian mati dengan beberapa gejala yang mengindikasikan atau dicurigai (suspek) penyakit mulut dan kuku (PMK) pekan lalu.
Menurut informasi yang diperoleh, petugas menerima informasi mengenai ternak sapi dan kerbau yang sakit di Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jumat 18 Juli 2025 malam lalu.
Petugas kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan datang ke lokasi esok harinya.
Di lokasi tersebut, ternak sapi yang sakit dengan menunjukkan gejala nafsu makan menurun dan luka pada lubang hidung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.