Bandara Bali Utara
Mangku Pastika Beri Soal Bandara Bali Utara: "Jangan Sampai Orang Bali Hanya Jadi Penonton"
Mantan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika membeberkan gagasannya ihwal pembangunan Bandara Bali Utara.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Mantan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika membeberkan gagasannya ihwal pembangunan Bandara Bali Utara.
Salah satunya harus memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali.
Sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton.
Hal tersebut diungkapkan Mangku Pastika, saat ditemui usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT BIBU Panji Sakti dengan Yayasan Mandara Sejati, selaku pengelola SMA Taruna Mandara, Minggu (24/8/2025).
Baca juga: VIDEO Mati Mesin, Kapal Bermuatan 665 Ton Jagung Hampir Tenggelam di Perairan Bali Utara
Mangku Pastika yang merupakan pendiri yayasan tersebut menjelaskan, pembangunan bandara di Bali Utara sudah dipikirkan sejak lama.
Bahkan, sejak penyusunan Perda RTRWP Bali tahun 2009, gagasan soal bandara tersebut sudah mulai dicantumkan.
"Saya jadi Gubernur tahun 2008. Tahun 2009 baru muncul di Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang RTRWP. Jadi dari awal saya sudah berpikir bahwa bandara di Bali Utara itu perlu," ujarnya.
Baca juga: Ditanya Uang dari Mana Bangun Bandara Bali Utara, Erwanto Siap Bertemu Koster
Ia menegaskan, pembangunan bandara bukanlah untuk kepentingan kelompok tertentu atau orang asing.
Menurutnya, bandara adalah proyek strategis nasional sehingga harus dikelola negara, bukan pihak lain.
"Mana ada bandara untuk orang asing. Bandara itu untuk kita, untuk masyarakat. Boleh modalnya dari luar, tapi pengoperasian tetap harus negara Republik Indonesia. Itu yang harus dipastikan sejak awal," tegasnya.
Baca juga: Koster dan Sutjidra Tanggapi Isu Pembangunan Bandara Bali Utara, Bupati Buleleng: Kami Menunggu Saja
Lebih lanjut, ia menyoroti sejumlah hal yang wajib diperhatikan dalam pembangunan bandara, mulai dari dampak lingkungan, keberadaan nelayan, kawasan suci, hingga nasib warga sekitar.
"Bagi saya, yang penting jangan merusak alam, jangan merusak budaya. Situs suci tidak boleh diganggu. Dan yang utama, orang Bali harus kerja, harus dapat manfaat ekonomis," ucapnya.
Ia mengaku, sudah menandatangani nota kesepahaman terkait proyek tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan pentingnya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) lokal agar bisa terserap dalam pembangunan maupun pengoperasian bandara.
"Jangan sampai orang Bali hanya jadi penonton. Makanya saya bentuk tim untuk mengetahui SDM seperti apa yang dibutuhkan. Supaya kita bisa siapkan sejak sekarang, sesuai kebutuhan," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.