Campak di Bali
Campak Infeksi 33 Anak di Karangasem, 2 Wilayah Ditetapkan KLB
Campak menginfeksi 33 anak di Karangasem. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Karangasem
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Selain itu monitoring kasus baru dilakukan ketat setiap hari.
Bagi pasien mendapat pengobatan sesuai SOP.
Sementara kasus dengan gejala berat dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.
Termasuk dilakukan penyuluhan ke masyarakat tentang gejala campak dan pentingnya segera berobat.
Terutama pentingnya imunisasi lengkap sesuai jadwal, melibatkan sekolah, desa, dan tokoh masyarakat dalam penyebaran informasi.
"Laporan perkembangan KLB Campak disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kemenkes RI. Saat ini kasusnya sudah mulai menurun," ungkapnya.
dr. I Gusti Bagus Putra Pertama menambahkan, gejala Campak mencakup demam tinggi yang biasanya mendadak dan berlangsung 4–7 hari disertai batuk, pilek, dan mata merah/berair (konjungtivis), Bercak Koplik (bintik putih keabu-abuan di dalam mulut, khas campak).
Ditemukan ruam kemerahan (rash) muncul 3–5 hari setelah demam, mulai dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh.
"Gejala umum lain, seperti badan lemah, tidak nafsu makan," jelasnya.
Seperti penyakit yang disebabkan virus, pada umumnya belum ada obat khusus untuk membunuh virus campak.
Pengobatan yang diberikan bersifat suportif, seperti istirahat yang cukup, pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, obat penurun panas (antipiretik) bila demam tinggi, vitamin A sesuai dosis anjuran, untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi, serta obat simtomatik (misalnya obat batuk/pilek sesuai kebutuhan).
"Rujukan ke RS bila muncul komplikasi seperti pneumonia, diare berat, kejang, atau tanda dehidrasi," jelas dr. I Gusti Bagus Putra Pertama. (*)
Berita lainnya di Campak di Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.