Berita Karangasem

KLB Campak di Karangasem, Berikut Gejala dan Komplikasi Mematikan

Kejadian luar biasa (KLB) campak terjadi di Indonesia, salah satunya di Karangasem dengan total 42 kasus.

Kompas.com
Ilustrasi - KLB Campak di Karangasem, Berikut Gejala dan Komplikasi Mematikan 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Kejadian luar biasa (KLB) campak terjadi di Indonesia, salah satunya di Karangasem dengan total 42 kasus.

Data ini berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) minggu ke 33 tahun 2025.

Sampai 24 Agustus 2025 ini, jumlah campak positif di seluruh Indonesia ada 3.144 kasus.

“Ada 46 KLB campak pasti di 42 kabupaten atau kota di 14 provinsi sampai minggu ke-33 tahun 2025 ini,” ujar Direktur Imunisasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr. Prima Yosephine saat temu media via online di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Ia mengatakan, kondisi ini dipengaruhi oleh capaian imunisasi campak yang tergolong rendah dalam 3 tahun terakhir.

Imunisasi campak dilakukan 3 dosis mulai dari usia 9 bulan, 18 bulan dan usia 5-6 tahun.

“Capaian imunisasi campak di 3 tahun terakhir menurun."

"Terjadi penurunan perlindungan di masyarakat. Perlindungan anak terhadap campak sudah tidak adekuat lagi, jika vaksin campak hanya dilakukan satu kali,” tutur dia.

Perlindungan optimal dari vaksin baru terlihat jika cakupan penerima vaksin di atas 95 persen dan merata di seluruh desa dan kecamatan.

Berikut sebaran KLB campak hingga minggu ke-33 tahun 2025 mengutip dari data Kemenkes.

Sumatera Utara

1.       Kota Medan (351)

2.       Del Serdang (154)

3.       Tapanuli Selatan (l6)

4.       Kota Tebing Tinggi (10]

5.       Padang LaWas (8)

6.       Dari (4)

7.       Samosir (31

8.       Tapanuli Tengah (3)

9.       Mandailing Natal (2)

10.   Kota Pematang Siantar (2)

11.   Padang Lawas Utara (2)

Sumatera Barat

1.       Agam (K1: 3)

2.       Agam (K2: 2)

3.       Agam (K3: 2)

4.       Sijunjung (2)

Banten

1.       Serang (71)

2.       Kota Tangsel (6)

3.       Kota Tangerang (K1: 6)

4.       Kota Tangerang [K2: 5]

5.       Tangerang (5)

Jakarta

1.       Kota Jakarta Barat (5)

2.       Kota Jakarta Utara (2)

Jawa Barat

1.       Garut (6)

2.       Cirebon (3)

Jawa Tengah

1.       Banyumas (5)

2.       Kota Surakarta (2)

DI. Yogyakarta

1.       Sleman (5)

Jawa Timur

1.       Sumenep (2.139)

2.       Pamekasan (119)

3.       Sampang (103)

4.       Bangkalan (39)

5.       Jember (18)

6.       Kota Surabaya (21)

7.       Sidoarjo (13)

8.       Lumajang (6)

9.       Probolinggo (6)

Bali

1.       Karangasem (42)

Kalimantan Timur

1.       Kota Balikpapan (100)

2.       Kota Bontang (7)

Kalimantan Utara

1.       Nunukan (K1:19)

2.       Nunukan (K2:44)

Sulawesi Tengah

1.       Tojo Una Una (4)

Sulawesi Selatan

1.       Maros (3)

2.       Gorontalo

Gorontalo

1.       Boalemo (18)

2.       Pohuwato (14)

3.       Kota Gorontalo (2)

Gejala dan Komplikasi Mematikan

Penyakit campak ditandai demam tinggi, batuk pilek, mata merah, lalu ruam yang menyebar dari wajah ke seluruh tubuh. 

Komplikasi serius yang dapat memicu kematian di antaranya pneumonia, diare berat, hingga radang otak. 

Virusnya pun mampu bertahan di udara hingga dua jam.

Situasi semakin berbahaya jika menimpa anak balita dengan gizi buruk atau anak dengan daya tahan tubuh rendah. 

Padahal, campak sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi dua dosis dengan cakupan minimal 95 persen di setiap komunitas.

Data terakhir mencatat ada 40 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di 37 kabupaten dan kota. 

Pola ini menunjukkan transmisi multi lokasi yang berpotensi menjadi gelombang nasional. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenkes: 46 Wilayah di Indonesia KLB Campak di 2025, Berikut Sebarannya

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved