"Kalau waktu kompetisi gitu baru ramai, ngumpul semua," ujar Adhitama, pesepeda BMX dari Denpasar.
Tak ada struktur kaku layaknya posisi hirarki seperti ketua dan anggota dalam komunitas BMX.
Hanya saja, satu orang penanggungjawab biasanya dipercaya sebagai penghubung satu komunitas dengan komunitas lain, utamanya ketika ada kompetisi.
"Ada sih istilahnya penanggungjawab gitu, itu kalau ada kompetisi. Kalau nggak yah tinggal ngumpul saja di sini," ujarnya.
Selain di Lapangan Renon, ada tempat lain yang biasa mereka gunakan. Yakni, Catur Muka dan Jalan Gunung Soputan. Pilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan medan.
Anggota lainnya, Adhitama menjelaskan, ada beberapa tipe dalam permainan sepeda BMX ini. Pertama flat land.
Sesuai namanya, permainan ini dilakukan di jalan datar. Kedua street. Pada tipe ini, tak hanya medan datar, tantangan seperti medan yang lebih tinggi harus dilalui.
"Ya seperti gini ini. Ada trotoar, terus jalannya berkelok," paparnya. Di Denpasar, bahkan Bali, tipe street inilah yang paling banyak digemari.
Tipe lain yang dinilai lebih sulit dari street adalah park. Meski sama-sama dilakukan di jalan aspal atau halus, bedanya, park dilakukan di medan yang mampu membuatnya berselancar.
Tipe lainnya yaitu third jam. Tak seperti street atau park yang dilakukan di medan aspal atau halus, maka third jam dilakukan di medan tanah. Tipe terakhir adalah racing.
Sebagaimana namanya, pada tipe ini tantangan utamanya adalah adu kecepatan melewati medan tanah yang berkelok.
"Kayak jalan naik atau gundukan. Habis itu turunan. Kayak gitu-gitulah racing itu," tutur Adhitama. (*)